Upaya ini dilakukan agar kelangkaan pupuk tidak terjadi dan petani dapat dengan mudah dan cepat menerima pupuk bersubsidi.
“Tercatat pada 26 Februari 2019, stok pupuk bersubsidi Nasional di Lini III (gudang yang berlokasi di kabupaten, red) yaitu sebanyak 1,26 juta ton atau tiga kali stok minimum yang telah ditentukan,” ujarnya.
Dengan jumlah stok tersebut, kata dia, hingga 24 Februari 2019 Pupuk Indonesia telah menyalurkan pupuk bersubsidi sebanyak 1.363.431 ton ke seluruh pelosok negeri.
Baca Juga:Nyamm…Guru Asal Jepang Kepincut Surabi Gapura Kang DyanMantan Kadinkes Kuasai Mobil Dinas, Plt Menumpang Mobil Bawahan
“Dengan rincian sebanyak 641.694 ton Urea, 144.227 ton SP-36, 137.035 ton ZA, 355.315 ton NPK, dan 85.159 ton Organik. Sedangkan untuk wilayah Jawa Barat sendiri yaitu sebesar 211.788 ton dengan rincian sebanyak 101.006 ton Urea, 31.808 ton SP-36, 10.896 ton ZA, 60.121 ton NPK, dan 7.958 ton Oragnik,” kata dia.
Upaya lain juga dilakukan melalui optimalisasi distribusi, yaitu dengan meningkatkan sistem monitoring distribusi, menambah jumlah tenaga pemasaran di daerah dan juga memperkuat armada transportasi darat dan laut.
Selain itu, sebagai langkah Pupuk Indonesia dalam memastikan pelayanan kepada konsumen, Pupuk Indonesia juga menyediakan layanan pelanggan yang dapat diakses melalui nomor 0800108001 (Toll Free), SMS melalui 082210010081 dan email melalui [email protected].
“Kami berharap kerjasama yang terjalin dapat terus ditingkatkan lagi dan kami akan selalu berupaya meningkatkan pelayanan kami terutama bagi para petani dalam rangka menjaga ketahanan Pangan Nasional,” ucap Aas.(add/man)