“Jadi makanan nya disediakan oleh kita. Yang sekarang jualan beras kan banyak, dari apda beri ke orang luar mending kita yang sediakan. Kita juga sediakan yang premium agar enak dikonsumsi serta ingin standar yang bagus,” bebernya.
Saat ini kata Ali, produksi beras Rancage sudah dilakukan sebanyak 3 kali. Namun produksi disini bukan dalam arti duri mulai gabah dan penggilingan dilakukan secara mandiri.
“Kita produksinya tidak dari gabah langsung, saat ini untuk ke arah sana belum cukup modalnya habis diongkos. Kita baru produksinya itu modelnya kita cari beras bagus, kualitasnya bagus terus kita kemas dalam merek BUMDes Rancage, kita mencari sendiri berasnya yang bagus, kita kerjasama dengannya,” terangnya.
Saat ini, respon warga Desa Rancasari serta pasar di sekitar sangat positif. Ia menyebutkan, dengan modal usaha sekitar sebesar Rp 30 Jutaan, BUMDes Rancage ini sudah mulai bergerak dalam unit usaha tersebut.
Baca Juga:Bravo! Indonesia Juara Piala AFF U-22Kawanan Bajing Loncat Dibekuk Polisi, Rampok Box Kontainer Bermuatan Biskuit
“Kita masih terus merintis ibaratnya, memang ada permintaan dari toko-toko modern di sini untuk mengisi. Tapi kita belum bisa terima, namanya juga persaingan kita belum kearah sana. Kan izin produksi, merek dan lainnya harus diurus juga, standarnya seperti apa, kita sementara dengan warga atau relasi dulu,” tambahnya.
Ali menyebutkan, saat ini beras premium Rancage dengan nett0 5 Kg dibandrol seharga Rp 55 ribu. Dalam sekali produksi, beras Rancage bisa diproduksi dari 5 hingga 10 kuintal.
“Saat ini baru yang 5 Kg, kedepan sih ada rencana mau produksi yang 10 Kg sama yang 25 Kg. Alhamdulillah saat ini sudah lumayan, yang penting tidak saling merugikan,” bebernya.
Selain itu Ali menyebutkan bahwa, BUMDes Rancage juga memiliki visi serta program usaha lain untuk menjalakan BUMDes tersebut diantaranta layanan PPOB (Payment point online bank), unit usaha pengelolaan sampah, alat penunjang distribusi beras serta internet murah untuk masyarakat.
“Rencana ke depan ada, tapi bertahap. Saat ini yang sedag digodok itu soal pengelolaan sampah, sudah dibahas dengan, desa. Desa nanti mau menyediakan armadanya. Itu potensi juga,” kata Ali.