Manfaat mempelajari filsafat
Belajar filsafat kita bisa merasakan manfaatnya dan mendapatkan beberapa keterampilan berikut; memikirkan suatu masalah secara mendalam dan kritis, membentuk argumen dalam bentuk lisan mau pun tulisan secara sistematis dan kritis, mengkomunikasikan ide secara efektif, dan mampu berpikir secara logis dalam menangani masalah-masalah kehidupan yang selalu tak terduga.
Dengan kita berfilsafat bisa melihat semua masalah dalam segala aspek, sehingga mengajarkan kita untuk berfikir kritis dan logis tidak menerima pendapat orang lain begitu saja terutama dalam masalah hoax. Banyak sekali di berbagai media pada saat ini yang memberitakan berita-berita bohong yang dapat mempengaruhi orang lain, jika kita tidak berfikir kritis dan logis kita bias terpengaruh oleh orang lain.
Pada hakikatnya manusia diciptakan ke alam dunia tanpa mengetahui apa pun hanya membawa raga saja sebagaimana Rasulullah SAW bersabda yang artinya “Setiap manusia di ciptakan dalam keadaan suci” artian dari kata suci itu diibaratkan kertas polos putih yang belum ada satu tetes pun tinta hitam yang mengotori kertas itu. Jadi maksudnya manusia lahir kosong dari hal apa pun dan bersih dari noda apa pun.
Baca Juga:Lancarkan Aliran Air Pertanian, Dua Pemdes Kerja Bareng Normalisasi Kali CiragemPemcam Gelar Pembinaan Desa
Hadist tersebut di perkuat oleh AL-Quran bahwasanya penciptaan manusia itu diberi akal dan hati, dari akal dan hati itu lah muncul hal-hal yang baru yang menjadi ilmu. Seperti teringat kisah Nabi ibrahim AS mencari Tuhan yang sebenarnya, ketika itu beliau melihat matahari langsung beranggap itu lah Tuhannya karena matahari dapat menerangi seluruh alam semesta.
Namun ketika matahari itu terbenam dan berganti malam beliau langsung ragu bahwa matahari adalah Tuhan, dan ketika malam beliau mengubah anggapan ketika melihat bulan, bahwa sanya ini lah Tuhan karena bulan bisa menerangi seluruh alam di kegelapan. Namun ketika malam berakhir dan berganti siang anggapan itu berubah dan Nabi Ibrohimm AS tidak kenal letih dan pasrah.
Singkat ceria hingga akhirnya beliau mendapat keyakinan bahwa Tuhan yang sebenarnya adalah Alloh SWT. Dari cerita tersebut menyimpulkan adanya pemikiran dengan menggunakan akal atau berfilsafat dalam mencari Tuhan.