Ciptakan Banyak Inovasi, dari Beragam Pesanan dan Peluang Bisnis
Kerajinan bambu di Desa Ciasem Girang menyimpan potensi yang cukup tinggi. Masuknya Program Bambu Juara Bambu Jawa Barat (Baju Baja), menjadi pintu masuk menuju pasar yang lebih luas. Bahkan, telah ada tawaran kontrak dalam penyediaan beragam jenis kerajinan bambu yang potensial dipasok ke perhotelan.
LAPORAN: YOGI MIFTAHUL FAHMI, Ciasem
Bendahara Desa Ciasem Girang yang juga pemilik rumah tempat sementara kegiatan Pokja Aliana Delon mengatakan, pasca Desa Ciasem Girang ikut serta dalam program Baju Baja, telah ada tawaran kontrak dari program tersebut. Hanya saja kontrak tawaran tersebut belum disetujui Pokja.
“Bukan kita menolak, kita saat ini masih sadar dengan SDM serta perlengkapan yang belum memadai. Kalau kita kontrak, pasti kan nanti permintaan akan tinggi, kalau kita tidak memenuhi, kita yang kena penalty,” kata Aliana yang akrab disapa Ahong ini.
Ahong juga mengatakan, saat ini proses pembinaan pada 15 orang tersebut terus dilakukan. Sebab, dengan terus diasahnya keterempilan dan skill anggota Pokja tersebut, ada tujuan memperbanyak pengrajin bambu di Desa Ciasem Girang.
Baca Juga:Pemkab Dorong Situ Nagrog Saradan jadi Tempat WisataMulai Dangkal, Warga Minta Situ Saradan Dinormalisasi
“Setelah 15 orang ini mahir, kita sebar ke setiap dusun. Dari sana mereka bina anak-anak atau pemuda yang lain, atau warga juga yang mau. Jadi nanti semakin banyak pengrajin di sini,” ungkap Ahong.
Menurut Ahong, Pemerintah Desa Ciasem Girang melalui keberadaan Pokja ini mengharapkan adanya pemberdayaan masyarakat dalam dunia ekonomi kreatif. “Kesenian di sini banyak, hanya saja kadang masyarakat belum tahu. Jadi kita ingin lestarikan itu dan buat jadi nilai ekonomis seperti seni kerajinan bambu ini,” bebernya.
Ahong juga mengatakan, Desa Ciasem Girang juga merencanakan akan membuat spot-spot foto untuk selfie yang saat ini gemar didatangi wisatawan. “Kita lagi berpikir dan merencanakan buat spot-spot selfie, bisa jadi tujuan wisata, sekarang kan lagi rame hal seperti itu,” jelasnya.
Lalu, Ketua Pokja Rosidi juga menambahkan, selain inovasi tersebut, pengrajin seni bambu juga terus berupaya untuk melakukan inovasi dalam pembuatan produk kerajinannya. Menurut Rosidi, inovasi yang dilakukan adalah produksi barang-barang yang masih jarang atau belum ditemui di pasaran.