PURWAKARTA-Kaulinan Sunda seperti Cingciripit dan Oray orayan yang dikemas dalam sebuah adegan seni yang diperankan belasan siswa SMAN 1 Plered, menjadi salah satu materi ujian praktek yang akan dimulai hari Senin(4/3) di Kampus SMAN 1 Plered.
Hal itu seperti ditegaskan Hisvan siswa kelas 12 SMAN 1 Plered, Minggu(3/3) disela latihan Kaulinan Sunda,dilapangan tenis meja kantor Camat Plered.
Disebutkanya,Kaulinan Sunda yakni cingciripit dan oray orayan,yang merupakan kaulinan anak anak Pasundan Tempoe doeloe akan dilakukan diluar kelas, dengan personil dari satu kelas.
Baca Juga:Bawaslu ‘Endus’ Dugaan Politik Uang , Rakyat Diminta Bantuan PengawasanLongsor Nyaris Putuskan Jalan di Adiarsa
Nantinya komunikasi para siswa diatas pentas akan dilakukan dengan bahasa sunda,dan setiap siswa memiliki peran sesuai skenario yang telah ditentukan guru pembimbing.
“Konsepnya serupa opera van Java (OVJ) yang ditayangkan salah satu tv swasta nasional,ada dalang sebagai pengatur kisah dan perancang dan penjelas alur ceritra,namun semuanya dilakukan dengan bahasa pengantar Sunda,” imbuh Hisvan.
Bagi siswa SMAN 1 Plered penggunaan bahasa Sunda, tentu saja tak alami kesulitan hanya saja menghapal kisah prolog Sang Dalang butuh penghapalan dan penghayatan yang ekstra, makanya butuh latihan kekompakan semua crew.
Untungnya, semua siswa di SMAN 1 Plered, merupakan warga lokal sehingga untuk bertemu berlatih juga tak alami kesulitan berarti, hanya saja faktor cuaca dan tempat berlatih.
Seperti hari Minggu ini, hujan deras yang mengguyur Kota Kecamatan di kaki Gunung Cupu itu, cukup mengganggu,”makanya kami menggunakan lapangan tenis meja, Kantor Camat Plered ini untuk berlatih sambil nunggu hujan reda,” pungkas Hisvan.
Cing ciripit dan oray orayan, merupakan kaulinan anak anak Pasundan, di mana kaulinan ini cukup terkenal didekade tahun 1970-1980 di pedesaan, biasanya kaulinan ini sebagai sarana bermain anak anak dengan teman sepermainannya, dengan iringan nyanyian khas Sunda.
Suasana kebersamaan,komunitas anak anak ini nyaris hilang dari Tatar Sunda, menyusul bermunculanya tontonan lain seperti bermunculanya mall mall dan bomming chanel siaran televisi dan terakhir gempuran gudget. Sehingga seni kaulinan budak baheula nyaris hilang.(dyt/dan)