PURWAKARTA-Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Purwakarta menggelar sosialisasi pengawasan partisipasi aktif kepada para perwakilan santri dari 10 pondok pesantren yang ada di Kabupaten Purwakarta, Selasa (5/3).
Koordinator Divisi Pengawasan dan Hubungan Antar Lembaga Bawaslu Kabupaten Purwakarta Oyang Este Binos mengatakan, sosialisasi kali ini menindaklanjuti sosialisasi yang telah dilakukan Bawaslu Provinsi.
“Kita undang perwakilan santri dari berbagai pesantren, di antaranya dari Al-Muhajirin, Cipulus, dan lainnya,” kata Binos, saat ditemui usai sosialisasi yang digelar di Hotel Grand Situ Buleud, Jalan Siliwangi-Purwakarta.
Baca Juga:300 Petugas Sorlip Temukan 325 Surat Suara RusakTindak Tegas Dua THL yang Diduga Sebar Hoax
Keterlibatan santri dalam pengawasan pemilu, sambungnya, sejalan dengan nilai-nilai yang ada di pesantren. “Di antaranya nilai kejujuran, keadilan dan kemandirian. Harapannya, nilai-nilai tersebut menjadi pedoman pada pengawasan partisipatif,” ujarnya.
Hal tersebut, kata Binos, menjadi penting dalam rangka melawan politik uang dan menghindari ujaran kebencian serta materi kampanye lainnya yang dilarang dalam Pasal 280 Undang-undang No. 7/2017.
“Keterlibatan santri harus bisa menolak semua bentuk money politics dan bergerak bersama untuk tidak menjadi bagian pribadi yang akan menyebarkan berita hoax,” katanya.
Kegiatan yang juga dihadiri Kepala Kemenag Purwakarta Tedi Ahmad Junaedi dan Komisioner KPU Purwakarta Ramlan Maulana ini, merupakan hal yang sangat tepat, di mana sejumlah pesantren besar tumbuh kembang dengan jumlah santri ribuan orang dari berbagai pelosok daerah di Indonesia.
“Purwakarta merupakan salah satu basis pesantren di Jawa Barat. Jumlah santri yang cukup banyak ini memiliki potensi besar untuk ikut serta mengawasi jalannya seluruh tahapan pemilu,” ucapnya.(add/dan)