SUBANG-Pengentasan pengangguran di Kabupaten Subang harus segera dilakukan dengan langkah konkret. Kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI) siap membawa perubahan terkait permasalahan pengangguran yang sudah mengakar dan memberikan solusi.
Kader PSI Mochamad Rudy Firdaus SE yang mengaku warga Subang asli, akan membawa perubahan mengenai adanya pengentasan penganguran. Menurutnya, sekolah swasta terkesan dianaktirikan di kabupaten Subang. Rudy menyalonkan diri menjadi calon anggota legislatif akan membawa aspirasi, sehingga ada solusi yang tepat jika terpilih nantinya.
“Saya sebagai warga Subang asli merasa prihatin dengan pengangguran dan juga sekolah swasta yang terkesan dianak tirikan di Subang ini,” kata Rudy yang mencalonkan di Dapil Sumedang Majalengka Subang (SMS).
Baca Juga:120 Dokter Ikut Seminar Ilmiah Emergensi UrologiPeringati HPN, PWI Gelar Khitanan dan Donor Darah
Mengenai pengangguran, harus dientaskan sehingga populasinya berkurang. Bisa dilihat dari sekolah SMA/SMK, berapa banyak jumlah lulusannya yang diserap perguruan tinggi ataupun diserap dunia industri. Yang jadi masalahnya, lulusan sekolah yang tidak tersereap di dunia industri. Ada berbagai macam faktor, seperti contohnya kebutuhan industri dan juga politis. Dari mulai perusahaan masuk ke Subang dan meminta izin hingga pembebasan lahan, itu masuk dalam kategori poilitis, karena ada komitmen antara pengusaha dan pihak pemerintah. Faktor industri, bagaimana kebutuhan industri tersebut memaksimalkan penyiapan SDM yang handal dan menguasai bidang yang dibutuhkan industri itu sendiri.
“Maka dari itu, lulusan SMA/SMK dipetakan sesuai dengan industri yang masuk, seperti industri yang konsen yang di bidang pengemasan, perkapalan dan lainnya. Bisa dibuatkan SMK yang jurusannya mengacu kepada industri yang masuk ke Subang. Jangan sampai lulusan SMA/SMK lantas bengong mau kerja,” katanya.
Pengentasan pengangguran, Rudy menuturkan, harus dilakukan analisa mendalam, sehingga ketika lulus sekolah mudah diserap industri dan terpetakan. Menurutnya, industri yang masuk ke Kabupaten Subang cukup banyak, namun tenaga kerjanya banyak juga yang dari kabupaten luar, seperti Indramayu, Karawang sedangkan warga Subangnya sendiri malah jarang. “Nah, ini karena tidak ada katalisator yang punya kebijakan antara SMK dengan industri. Ini membutuhkan akses politis,” tegasnya.
Dijelaskan Rudy, dirinya terjun ke dunia politik praktis atau partai karena mewakili penyelenggara pendidikan swasta. Dari tingkat TK hingga perguruan tinggi, karena pendidikan merupakan peran serta masyarakat. Apalagi dalam pantuanya, askes pendidikan di sekolah swasta juga terbilang sulit. Penyebabnya, masyarakat penyelenggara pendidikan biasanya wadahnya yayasan dan mitra pemerintah. Mengenai hal-hal yang berkaitan dengan teknologi dan kurikulum, tetap mengacu kepada sistem pendidikan nasional.