Inovasi pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan abad 21 akan terwujud jika terjadi pergeseran pola pikir dan pola tindak dalam berbagai konteks penyelenggaraan proses pendidikan dan pengajaran.3) Berbagai pergeseran paradigma perlu dilakukan oleh segenap pemangku kepentingan dalam rangka meningkatkan kualitas dan relevansi pendidikan yang tengah memasuki dunia modern. Guru selaku pemangku kepentingan perlu memiliki persiapan yang matang. Persiapan dilakukan untuk mengajarkan siswa agar mampu bergelut dengan teknologi dan komunikasi. Namun, persiapan guru untuk membentuk keterampilan anak bukanlah hal yang mudah. Pengalaman, kapasitas, dan pola pikir guru yang telah ada sulit diubah dan diperbarui dalam waktu singkat. Perlu kearifan dan pemahaman besar serta kerja keras guru untuk menyikapinya.
Tantangan terbesar dan utama adalah meningkatkan profesionalisme guru. Guru menjadi prioritas karena merupakan garda terdepan pengajaran. Melalui pemberdayaan guru yang ada dan di tangan guru-guru yang handal, sekolah akan dapat menghadapi kondisi apapun dengan mudah dan cemerlang.
Seorang guru seyogyanya menyusun strategi pembelajaran sebelum mengajar sehingga pembelajaran dapat terukur dan terlaksana dengan baik. Namun, minimnya pengalaman berdampak pada kurang terampilnya guru dalam menyusun strategi. Selain itu guru memiliki beban administrasi yang terlalu banyak sehingga mereka tidak mampu lagi menyisihkan waktu untuk saling berdiskusi, serta banyaknya guru yang tidak suka untuk diobservasi oleh guru lain pada saat mereka mengajar di kelas. Guru-guru yang masih sangat muda (fresh graduate) berasal dari latar belakang pendidikan dan keluarga yang berbeda, biasanya minim pengalaman, penuh emosi, dan ingin serba cepat. Kelebihanya mereka biasanya adalah penuh semangat, open minded, dan senang pada perubahan. Masalah yang seringkali dialami guru baru adalah sedikit bingung ketika menghadapi kelas pertamanya yaitu tidak memiliki strategi pengajaran yang tepat.4) Sementara itu, guru lama memiliki hambatan waktu dan situasi untuk membimbing guru baru. Semua ini dapat menyebabkan guru kurang dapat menyampaikan materi dengan optimal serta hubungan antarguru menjadi renggang. Karenanya diperlukan kerjasama yang baik antarguru. Langkah penting untuk membentuk kerjasama antarguru yakni dengan melakukan planning (perencanaan), teaching (mengajar), co-thinking (berpikir bersama), dan assessment (penilaian) sesama guru.5) Pada umumnya guru sangat kesulitan dalam melakukan planning, teaching, co-thinking dan assessment tersebut. Penyusunan strategi memerlukan kolaborasi antarguru (teacher collaboration) yang baik agar mampu menemukan gagasan baru guna meningkatkan kemampuan diri. Teacher collaboration adalah kerjasama yang dilakukan oleh guru untuk mencapai suatu tujuan tertentu, khususnya dalam hal pengajaran.