BANYUWANGI-Pelaporan guru kepada pihak kepolisian masih terus terjadi. Seorang guru di SDN 02 Patoman di Kecamatan Blimbingsari, Banyuwangi, dilaporkan ke Polsek Rogojampi oleh 20 orang tua murid karena sang guru mencukur rambut muridnya secara serampangan, Senin (11/3).
Orang tua dan 20 murid yang dicukur serampangan itu mendatangi langsung Polsek Rogojampi. Masih terlihat bekas cukuran yang asal-asalan yang dilakukan guru dengan alasan terlalu panjang dan melanggar aturan sekolah.
Orang tua murid memilih melaporkan guru karena tidak terima anaknya pulang sekolah menangis karena potongan rambut yang membuatnya malu.
Baca Juga:Pencairan Tunjangan Kinerja Tidak Jelas, Pegawai RSUD Ancam Mogok KerjaBupati Copot Jabatan Lurah Dangdeur, Pemkab dan Polres Sepakat Tindak Pungli
Kapolsek Rogojampi, AKP Agung Setyo Budi mengatakan bahwa pihaknya telah menerima laporan aduan dari belasan wali murid.
“Tadi sudah kita terima laporan aduan dari para wali murid antara 15 sampai 20 orang. Saat ini masih kita selidiki,” kata AKP Agung Setyo Budi.
Oknum guru yang melakukan tindakan pencukuran rambut secara ngawur terhadap ke 20 siswa SDN 02 Patoman, Kecamatan Blimbingsari, Banyuwangi, tidak diskors oleh pihak sekolah.
Kepala Sekolah SDN 02 Patoman, Muhammad Badir mengatakan bahwa skorsing tersebut merupakan kewenangan dari Dinas Pendidikan Banyuwangi.
Badir mengaku jika dirinya telah melaporkan oknum guru olahraga itu, Arya Abri Sanjaya, kepada jajaran Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pendidikan tingkat kecamatan hingga Dinas Pendidikan Banyuwangi.
“Dia guru ekstrakurikuler. Kalau dari sekolah ndak ada instruksi mencukur rambut siswa. Terkait ini sudah tahu semua, termasuk Dinas Pendidikan,” kata Badir kepada wartawan, Senin (11/3).
Menurutnya, tindakan oknum guru tersebut dinilai telah mengakibatkan gangguan psikis terhadap siswa SDN 02 Patoman yang dicukur secara ngawur tersebut.
Badir juga membenarkan bahwa murid-murid yang mengikuti ekstrakurikuler dari kelas 3, 4, dan 5 tidak masuk sekolah dalam dua hari ini, Sabtu dan Senin (9-11/3).
Baca Juga:Wabup Ingatkan Jangan Ada Pungli di DesaAqua Perbaiki Jalan Jalancagak-Cikaramas
“Sabtu kemarin mereka gak masuk. Senin juga gak masuk, mungkin karena diajak orang tuanya ke Polsek,” kata Badir.
Salah seorang wali murid, Mustono menilai tindakan Arya telah mengakibatkan gangguan psikis atau trauma terhadap siswa SDN 02 Patoman saat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Pencak Silat, Jumat (8/3) lalu.
“Anak kami malu mas, sepulang latihan bela diri itu dia takut pulang dan menangis,” ucap Mustono.