Daniel Yudistya Wardhana
Dosen Program Studi Manajemen Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Melihat beberapa pembahasan di media masa belakangan ini, maka pembahasan mengenai Revolusi Industri 4.0 masih sangat relevan. Revolusi tersebut dikatakan telah mendorong berbagai perubahan teknologi secara masif dan cepat, tidak terbendung.
Tidak hanya itu, Revolusi Industri 4.0 juga berdampak pada perubahan gaya hidup masyarakat yang menjadi semakin dekat dengan teknologi, sistem otomatisasi dan juga internet of things. Disukai atau tidak perubahan yang cepat ini akan dialami oleh semua pihak, oleh karena itu yang diperlukan adalah respon yang tepat dan kemampuan beradaptasi.
Baca Juga:Desa Jatimulya Angkat Aparatur Desa Hasil Seleksi, Berikan Pelayanan MaksimalMasih Butuh Armada, Dinkes Purwakarta Usulkan Tambah Ambulan
Dalam era industrialisasi ini, teknologi baru telah mendisrupsi teknologi sebelumnya dengan cepat. Penerapan teknologi berbasis internet, mahadata dan kecerdasan artifisial telah dimanfaatkan sebagai komponen pembentukan competitive advantages oleh berbagai sektor usaha.
Ketika berbagai sektor usaha telah berbenah dan beradaptasi dengan menerapkan prinsip-prinsip dari Revolusi Industri 4.0, mulai dari penerapan teknologi informasi, memperbaharui perangkat elektroniknya hingga menerapkan sistem online pada usahanya, lalu bagaimana dengan bidang sumber daya manusia, bagaimana sebaiknya respon atas perubahan tersebut?
Pandangan SDM
Melihat dari sejarah perkembangannya, pada awalnya sumber daya manusia (SDM) dianggap hanya sebagai faktor produksi yang dengan berbagai cara dimanfaatkan sedemikian rupa untuk melakukan kegiatan produksi, sehingga faktor fisik menjadi sangat penting, sehingga jika sumber daya manusia tersebut sudah tidak lagi produktif maka kehadirannya sudah tidak lagi relevan, harus digantikan dengan sumber daya baru yang masih produktif.
Seiring dengan perkembangan jaman dan juga teknologi, sumber daya manusia menjadi faktor semakin diperhitungkan, tidak lagi sebagai faktor produksi namun dianggap sebagai aset yang berharga. Aset dapat diartikan sebagai sesuatu yang mempunyai nilai tukar, suatu modal kerja yang diharapkan akan memberikan keuntungan di masa depan. Oleh karena itu, banyak mulai memandang sumber daya manusia sebagai investasi yang potensial, yang berarti sumber daya manusia harus dimaksimalkan dengan berbagai pendekatan pelatihan dan pengembangan agar nilai dari aset tersebut akan semakin meningkat, sehingga pada akhirnya diharapkan dapat memberikan dampak positif dan keuntungan bagi perusahaan.