JAYAPURA-Kabupaten Jayapura berduka. Banjir bandang melanda 9 kelurahanan di Kecamatan Sentani Kabupaten Jayapura Provinsi Papua pada, Sabtu (16/3) pukul 21.30 WIT.
Hingga Minggu (17/3) sekitar pukul 10.30 WIT, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat 50 orang dinyatakan meninggal dunia, sebanyak 59 orang lainnya meninggal dunia. Hingga kini petugas gabungan masih melakukan evakuasi dan pencarian korban.
Banjir melanda Kelurahan Barnabas Marweri, Piter Pangkatana, Kristian Pangakatan, Didimus Pangkatana, Andi Pangkatana, Yonasmanuri, Yulianus Pangkatana, Nelson Pangkatan, dan Nesmanuri.
Baca Juga:NU-GP Ansor Mengecam Keras Aksi Terorisme di Selandia Baru150 Santri Ikuti Pelatihan Kyai Muda yang Digelar Majlis Dzikir dan Rijalul Ansor
Saat ini banjir telah surut meninggalkan lumpur, kayu-kayu gelondongan dan material yang terbawa banjir bandang. Tim SAR gabungan masih melakukan evakuasi dan pencarian korban.
Akibat derasnya terjangan banjir bandang mengakibatkan ratusan rumah rusak parah. Jembatan Doyo dan Kali Ular juga mengalami kerusakan. Sekitar 150 rumah terendam di BTN Bintang Timur Sentani. Banjir jua menyeret 1 pesawat jenis Twin Otter di Lapangan Terbang Adventis Doyo Sentani hingga rusak. Dampak kerusakan masih akan bertambah karena pendataan masih dilakukan.
Tim SAR gabungan dari BPBD, TNI, Polri, Basarnas, SKPD, PMI dan relawan melakukan penanganan darurat. Posko sudah didirikan. Sebagian bantuan disalurkan kepada masyarakat terdampak.
“Melihat dampak banjir bandang dan landaan banjir bandang yang terjadi di Sentani, kemungkinan disebabkan adanya longsor di bagian hulu yang kemudian menerjang di bagian hilir. Karakteristik banjir bandang yang sering terjadi di Indonesia diawali adanya longsor di bagian hulu kemudian membendung sungai sehingga terjadi badan air atau bendungan alami,” ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho.
Dikatakan, banjir bandang itu membawa material-material kayu gelondongan, pohon, batu, lumpur dan lainnya dengan kecepatan aliran yang besar. Ini ditambah dengan curah hujan yang berintensitas tinggi dalam waktu cukup lama. Pada tahun 2007, kejadian banjir bandang juga pernah terjadi di Distrik Sentani.(red)