Kementrian Pertanian Gencar Lakukan Pelatihan
BANDUNG-Memasuki era digital, Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang terus menggenjot skill sistem informasi bagi para petani.
Kepala BBPP Lembang Kemal Mahfud, menuturkan adanya era digital tidak bisa dihindari begitu saja, termasuk dalam dunia pertanian, sehingga kementrian pertanian terus melakukan pelatihan bukan hanya sektor budidaya pertanian namun menggenjot para penyuluh pertanian dan para petani untuk menguasai sistem informasi dan teknoligi.
“Kedepan namanya digital tidak bisa dihindari, sekarang disayaratkan oleh kementrian khusnya badan ESDM materi pelatihan harus disisipkan materi informasi teknologi sehingga kedepan penyuluh dan petani harus tau teknologi,”katanya. Minggu (17/3)
Baca Juga:Ratusan Masyarakat Ikuti Senam Bebas BatukPedagan Bakso Tusuk Nekat Nyaleg
Menurutnya, dengan menguasai IT akan memudahkan para petani dalam mengakses informasi dan dapat memasarkan hasil pertanian melalui sistem jaringan informasi. Lebih dari itu, di era digital menurutnya petani bukan hanya dapat memasarkan di tingkat lokal akan tetapi dapat memasarkan hasil pertanian ditingkat Internasional.
“Dengan teknologi bisa memasarkan diseluruh dunia, Petani tidak mesti menjual melalui toko tapi bisa meggunakan teknologi. Setiap pelatihan kami perkenalkan kurikulum IT, melalui digital marketing sudah banyak juga petani yang berhasil,”katanya.
Kepala Bidang Penyelenggaraan Pelatihan BBPP Ramadani Saputra menambahkan BBPP memasuki era digital telah mempersiapkan diri untuk memberikan pelatihan berbasis sitem informasi dan teknologi, diantara yang telah disiapkan adalah sarana dan prasarana yang menunjang untuk peranian era digital.
“Kalo kita dipelatihan diinternal sarana prasarana sudah dilengkapi. Contoh kalo ada pelatihan di balai kuta pinjaminin tablet, untuk mempraktekan IT,” katanya.
Dani mengatakan, petani diajarkan pemasaran digital, penggunaan sisten imformasi, Penggunaan smart phone untuk menunjang usaha.
“Kita melakukan dua pendekatan pertama terhadap Penyuluh kita ajarkan membuat materi digital supaya dapat mentranfer ilmunya kepetani. Kedua terhadap petani kita ajarkan bertani berbasis IT, Kita ajarkan juga e martketing. Baik mengikuti marketplace atau membuat web sendiri,” ujarnya.
Bukan hanya itu, petani juga diberi pelatihan bagaimana membuat sebuah kemasan hasil pertanian, sehingga memiliki nilai jual tinggi,
“Tapi sebetulnya bagaimana mereka mengemas prodak. Mengemas yang baik sesuai persyaratan minimal. Sehingga kalo di onlenkan akan lebih laku,”tukasnya.(eko/ded)