“Dia harus sesegera mungkin turun ke bawah sebagai advance team, menyiapkan sarana dan prasarana, serta menyiapkan tim di sana. Dokter juga bisa bekerja lebih cepat, sehingga korban tidak bertambah. Kami bisa minimalisir. Itulah, saya harapkan Kopassus di situasi damai bisa bermanfaat, bisa juga berperang,” katanya.
Komandan latihan pemecahan rekor, Kolonel Inf Yudha Airlangga mengatakan, rekor Muri itu dilakukan pada akhir tahun 2018 di Pakansari, Bogor, oleh tim yang berisikan 17 penerjun. Pengibaran bendera Merah putih, kata dia, dilakukan di atas ketinggian 8.000-5.000 kaki dalam waktu 8-10 detik. Setelah itu, para penerjun berpencar untuk mengembangkan payungnya masing-masing.
“Faktor cuaca sangat mempengaruhi, traffict udara juga. Terakhir, faktor skill, bagaimana menyatukan skill para penerjun dalam waktu singkat. Tidak mudah membentangkan bendera di udara. Waktu untuk membentangkan bendera itu maksimal 10 detik. Kalau lebih, penerjun berisiko saling bertabrakan, terbelit oleh bendera, atau bertabrakan saat mendarat,” katanya. (eko/sep)