Oleh Dahlan Iskan
Kita senang kalau ada persaingan. Khususnya di dunia penerbangan. Harga tiket bisa murah. Bisa banting-bantingan. Seperti kapan itu. Can make every body fly.
Berita sedihnya: Malaysia Airlines lagi dipertimbangkan untuk ditutup. Hongkong Airlines di ambang bangkrut. Perusahaan penerbangan terbesar kedua di India, Jet Airways, la yahya wala yamut. Sriwijaya Air menyerah ke Garuda. Beserta Nam Airnya.
Saya selalu ingat kata-kata Azrul Ananda: Jadi jutawan itu gampang. Jadilah dulu milyader. Lalu bikinlah perusahaan penerbangan. Anda akan langsung bisa jadi jutawan.
Baca Juga:60 Santri Lapas Diwisuda Baca Tulis IqraProgram Jaminan Kesehatan Nasional Launching di Cibodas
Selasa kemarin pemerintah India mengadakan rapat mendadak. Soal Jet Airways. Yang penumpangnya pada marah. Minta uang kembali. Banyak jadwal dibatalkan. Tidak mampu meneruskan pembayaran sewa pesawat. Pilot akan mogok. Karena gaji yang belum dibayar.
Sudah sangat parah.
Perdana Menteri Malaysia mendadak bikin keterangan. Mahathir Muhammad sendiri yang mengumumkan. Pekan lalu: lagi mempertimbangkan apakah MAS akan ditutup, dijual atau diinjeksi modal.
Yang terakhir itu hampir pasti tidak mungkin. Pemerintah tidak lagi punya uang. Juga karena injeksi seperti itu sudah sering dilakukan. Di masa lalu. Dengan janji manajemennya selalu: itu injeksi yang terakhir. Habis itu MAS akan bisa berkembang pesat.
Nyatanya tidak. Nyatanya harus diinjeksi lagi. Juga untuk yang terakhir kali. Tidak pernah yang terakhir itu terjadi.
Pilihannya tinggal dijual. Atau ditutup. Untuk ditutup terlalu gengsi. Masak maskapai kebanggaan nasional ditutup. Kalau dijual apakah ada yang mau membeli. Dan lagi, kesannya, pemerintah kok jual-jual-jual.
Saya jadi ingat sekian tahun lalu. Saat masih menjadi sesuatu. Saya sudah tahu bahwa MAS dalam kesulitan. Meski Garuda sendiri juga baru keluar dari kesulitan. Setelah ada investor baru. Yang posisinya minoritas: Chairul Tanjung.
Saat itulah saya melakukan kontak-kontak dengan MAS. Bosnya setuju untuk datang ke Jakarta. Kami bertemu. Tahap awal. Penjajagan: Garuda membeli sebagian saham MAS.
Dengan pemikiran MAS memiliki pesawat-pesawat besar. Lebih banyak. Memiliki jalur penerbangan internasional yang luas.
Akan kami diskusikan bagaimana bangsa serumpun ini bersinergi. Garuda fokus pada penerbangan domestik Indonesia. Garuda, melalui MAS, memenangkan penerbangan internasional.