Oleh: Nisfi Nuur Lailatin
Mahasiswa Ilmu Alquran dan Tafsir Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Sunan Pandanaran, Yogyakarta
Tak salah jika Indonesia mendapatkan julukan sebagai Paru-Paru Dunia. Bagaimana tidak, Indonesia memiliki hutan hujan tropis di Kalimantan yang sangat luas. Dilansir dari laman Good News From Indonesia, bahwa Hutan Indonesia merupakan hutan yang menduduki urutan ketiga terluas di dunia dengan hutan tropis dan sumbangan dari hutan hujan (rain forest) Kalimantan dan Papua. Menurut data Forest Watch Indonesia (FWI), sebuah lembaga independen pemantau hutan Indonesia, sejumlah 82 hektare luas daratan Indonesia masih tertutup hutan.
Tak bisa dipungkiri jika hal itu menjadi kebanggaan tersendiri sebagai warga Negara Indonesia. Pasalnya, begitu banyak keanekaragaman hayati dan hewani di dalam hutan Indonesia yang mampu mengantarkan indonesia di kancah Internasional dengan sumber daya alam yang dimiliki. Oleh karena itu, sudah sepantasnya warga negaranya menjaga kekayaan alam Indonesia.
Baca Juga:BPD Harus Jadi Mitra Kades, Seirama Merencanakan Membangun DesaHPN Harus Jadi Katalisator Ekonomi Umat
Namun, tidak sedikit kasus di Indonesia yang memperlihatkan betapa mirisnya keadaan hutan Indonesia. Fakta di lapangan menunjukkan, awal tahun 2019, tepatnya hari Sabtu (5/1/2019) terjadi kebakaran di hutan Riau. Pihak Kementerian Kehutanan berspekulasi bahwa ada pihak yang sengaja membakar hutan tersebut untuk keperluan pembukaan lahan. Spekulasi tersebut diperkuat karena realitanya lahan yang terbakar merupakan kawasan semak belukar. Kondisinya merupakan lahan gambut yang sulit terbakar sekalipun kemarau.
Banyak dampak yang ditimbulkan dari kejadian tersebut, baik dampak ekonomi maupun dampak kesehatan. Dari segi ekonomi terganggu karena kebakaran tersebut mengakibatkan ditiadakannya penerbangan di bandara Riau, Padang dan Jambi. Selain itu rusaknya flora fauna yang ada di dalam hutan tersebut juga menambah daftar kerugian ekonomi.
Sedangkan dari sisi kesehatan, asap dari kebakaran mengakibatkan sebagian masyarakat harus menggunakan masker mengingat efek buruk yang ditimbulkan. Senada dengan itu, dari laman berita Kompas.com yang menyebutkan bahwa ada ada tiga daerah yang dilanda kabut asap yang dikhawatirkan mengganggu kesehatan masyarakat. Data tersebut didapat dari Kepala Daerah Operasi (Daops) Manggala Agni Edwin Putra kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Sabtu (16/2/2019).