PABUARAN-Pelaku usaha home industri mebeuler sofa dan spring bed di Kecamatan Pabuaran mengaku kesulitan dalam memasarkan prodak-prodaknya. Hal tersebut dikemukakan oleh pelaku usaha mebeuller asal Pabuaran Ade Akbari, kepada Pasundan Ekspres.
Ade Akbari saat ini hanya mengerjakan sofa atau springbed sesuai pesanan, atau dikenal dengan istilah custom. Harga yang ditawarkan Ade beragam, dimulai Rp 2 jutaan hingga Rp 10 jutaan.
“Sekarang kalau kita membuat paling hanya untuk contoh pada buyer, di sini juga disediakan berbagai bahan serta jenis busa, tergantung keinginan buyer nanti pesennya. Untuk semakin memuaskan buyer saya biasanya menyempatkan untuk mengukur ke rumah, disesuaikan dengan ruangan,” jelas Ade Akbari.
Baca Juga:Charly Siap Bangkitkan Seni dan Perangi NarkobaWaffa Shopia Amira Raih Medali Emas di Kejuaraan Taekwondo Nasional
Di tempatnya tinggal Desa Siluman Pabuaran, ada sekitar 50 pelaku home isdustri yang serupa. Tidak dibentuknya kelompok usaha sejenis, membuat 50 pelaku home industri ini saling menjatuhkan satu sama lain. itu pula alasan mengapa Ade Akbari kesulitan dalam memasarkan prodaknya tersebut.
“karena tidak dibentuk kelompok, harga saling menjatuhkan, satu sama lain bersaing. Kalau tidak mencari cara pemasaran lain, seperti saya memanfaatkan pemasaran online, sudah aja susah,” jelasnya lagi.
Karya-karya Ade sudah sampai ke berbagai daerah di Indonesia, hal demikian menurutnya akibat dia rajin memanfaatkan paltfrom toko online.
Dia berharap pemerintah tidak alpa, namun menurutnya, pemerintah harus ikut memikirkan persoalan kesulitan memasarkan, yang dialami oleh pelaku home isdutri mebeuller sofa dan spring bed di desanya.
“Selain memasarkan, modal juga menjadi kesulitan tersendiri bagi saya, tapi itu bisa diatasilah dengan coba pinjaman ke saudara, atau bahkan ke bank yang terpercaya. Namun masalahnya pada pemasaran, terutama mengatasi persaingan antara 50 pelaku home industri, itu yang sulit,” tukasnya.(idr/dan)