Oleh : Jaelani Husni
Anggota Tim Digital Desa Kasomalang Kulon
Mahasiswa (S2) Prodi SKI UIN SGD Bandung
Tak sedikit masyarakat atau mungkin birokrasi Kabupaten Subang mengetahui kapan dan berawal dari mana Subang lahir sebagai sebuah pemerintahan yang berdiri sendiri. Padahal, pengetahuan dan wawasan tentang Subang dalam tinjauan historis bukan sekedar mempersoalkan penting atau tidak penting. Tetapi, seberapa jauh kita mencintai Kabupaten Subang guna mengawal pembangunan kesejahteraan ke depan lewat sejarah.
Sejarah Kabupaten Subang
Jika ditelusuri lebih dalam, secara sederhana, Kabupaten Subang lahir tidak lepas dari situasi Republik Indonesia dalam merespon penjajahan kembali Tentara Belanda selama revolusi fisik (1945 – 1949). Bahkan jauh sebelum itu, nama Subang sudah harum semerbak dan sering dikaitkan dengan nama seorang tokoh perempuan Islami yang dipersunting oleh Prabu Siliwangi, yakni Nyi Subang Larang, seorang murid penyebar Islam di Tanjung Pura Karawang, Syekh Quro (Nina Lubis, 2011: 187).
Baca Juga:Fokus Membangun Infrastruktur, Pemdes Bojong Tengah Siapkan AnggaranDesa Tambakdahan Fokus Infrastruktur
Berdasarkan buku yang berjudul Sejarah Kabupaten Subang, disebutkan bahwa gejolak revolusi dan tekanan hebat Pemerintah Belanda memaksa pembesar – pembesar dari pihak Republik untuk memutar otak, mengatur strategi. Hal itu dapat dibuktikan dengan pindahnya Kantor Keresidenan Jakarta ke Daerah Subang yang notabene terbilang aman sekitar tahun 1946.
Dari sini pulalah, setelah tidak adanya kabar dari Residen Mr. Kosasih Purwanagara setelah meninggalkan Subang memaksa Karlan dan Mu’min selaku penanggung jawab pengelolaan Karawang Timur dan Karawang Barat mengadakan beberapa musyawarah dan keputusan penting untuk mengisi kekosongan pemerintahan. Maka, tepat pada 5 April 1948, bertempat di Cimanggu Desa Cimenteng, diadakan rapat yang memutuskan Wilayah Karawang Timur menjadi Kabupaten Karawang Timur dengan Danta Ganda Wikarna sebagai bupati pertamanya. Mulai dari sinilah, pemerintahan baru telah lahir, bernama Kabupaten Subang di kemudian hari (Kusma, 2007: 103 – 104).
Urgensi Milangkala
Tak terasa 71 tahun sudah waktu berlalu. Apa kabar Subang hari ini ?. Tentu pertanyaan tersebut sangat sulit untuk dijawab mengingat begitu kompleksnya jawaban atas pertanyaan. Disisi lain, kemajuan yang tengah dilaksanakan Pemerintah Kabupaten Subang hari ini tidak menutup kemungkinan memiliki halang rintang yang jelas adanya.