PURWAKARTA-Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika menjenguk serta melihat kondisi Dian, bayi berusia 5 bulan yang dikubur hidup-hidup oleh ibunya sendiri. Dian yang dirawat di Ruang PICU RSUD Bayu Asih Purwakarta, membawa kesedihan dari Bupati yang sedang hamil 9 bulan tersebut.
Didampingi Dirut RSUD Bayu Asih serta ayah korban, Anne tampak tak kuasa menahan air mata. Bahkan Bupati yang biasa disapa dengan Ambu Anne ini, meminta masyarakat Purwakarta untuk memberikan doa agar Dian bisa melewati masa kritisnya.
“Berharap ada mukjizat kembali, bisa lebih baik lagi perkembangannya dan doa kesembuhan untuk bayi cantik ini,” ungkap Anne di RSUD Bayu Asih Purwakarta, Kamis (28/3).
Mendapatkan informasi dari keluarga korban, Anne menuturkan kelahiran Dian secara normal dan tanpa kekurangan sedikitpun. Ambu menyebutkan, Dian adalah bayi yang cantik.
Baca Juga:Diduga Tertidur di Rel, ABG Tewas Tertabrak KeretaInginkan Indonesia Bebas Korupsi, Prabowo Gelar Kampanye Terbuka
“Bayinya cantik luar biasa. Mudah-mudahan ada keajaiban kedua bagi bayinya, agar bisa melewati masa kritis dan sembuh total. Mukjizat pertama terjadi saat dia terkubur, karena secara logika medis, setengah jam dikubur itu bisa (meninggal dunia),” ucap Anne yang tak kuasa menahan kesedihan.
Kepada keluarga Korban, Anne pun meminta agar diberikan kesabaran dan tidak perlu memikirkan biaya pengobatan, pihaknya akan mencover seluruh pengobatan bayi tersebut.
“Sudah kita cover untuk biaya pengobatannya hingga sembuh,” ujar Anne.
Adapun terkait yang dialami oleh Dian, Anne mengungkapkan hal tersebut bisa diakibatkan oleh baby blues syndrom. Ditambah ada beberapa faktor yang akhirnya terjadi kejadian tersebut (penguburan bayi hidup-hidup).
Guna mengantisipasi serta masih belum pahamnya masyarakat akan baby blues syndrom, Anne pun akan mengumpulkan bidan desa. Tujuannya. agar memberikan pemahaman serta sosialisasi kepada masyarakat terutama untuk para ibu yang sedang mengandung.
“Saat trimester pertama harus diawasi oleh minimal bidan desa, harus dipantau kesehatan si ibu dan perkembangan janin, minimal sebulan sekali. Kejadian ini harus jadi peringatan semuanya, dan kejadian ini baru pertama kali di Purwakarta,” kata dia.
Sedangkan untuk memantau kondisi kejiwaan Ibu korban, pihak Pemda Purwakarta siap memberikan pendampingan bahkan menyiapkan psikiater termasuk medis.