KARAWANG-Tingginya produksi sampah di Kabupaten Karawang mencapai 900 ton perhari membuat Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Karawang mencari ‘jurus jitu’ untuk mengurangi produksi sampah.
Kepala DLHK Karawang, Wawan Setiawan mengatakan, rencananya, DLHK akan memberlakukan program Zona Bebas Sampah di sejumlah titik ruas jalan perkotaan terutama dikawasan niaga seperti jalan Ahmad Yani, tuparev, Kertabumi, dan Arif Rahman Hakim. “Nantinya, jalan tersebut harus menaati aturan nantinya akan ditandatangi langsung oleh Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana,” ujarnya, Kamis (28/3).
Aturan tersebut diantaranya, lanjutnya, setiap pelaku usaha wajib memiliki tempat sampah, kantong sampah, dan pemilahan sampah organik dan non organik. Nantinya DLHK akan melakukan pengangkutan sampah jika pelaku usaha sudah menjalankan aturan tersebut. “Jika tidak, maka sampah tersebut tidak akan diangkut,” katanya.
Baca Juga:Tidak Libur Pemilu, Buruh Terancam Tidak Bisa NyoblosAKR PT AKR Corporindo Tbk Bangun Enam SPBU
Ia menambahkan, DLHK juga menyiapkan aturan bagi hotel dan rumah makan bahkan kantin sekolah untuk mengurangi produksi sampah non organik atau bahan plastik, dengan mengganti dengan bahan yang mudah terurai seperti daun atau kertas.
Bukan hanya bagi pelaku usaha dan masyarakat, lanjutnya, DLHK melalui instruksi Bupati menghimbau kepada lembaga pemerintahan untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, penggunaan tempat minum isi ulang bagi pegawai, dan menyediakan dispenser air minum dan gelas disetiap ruangan berkumpul.
Diharapkan, dengan adanya program ini dapat mengurangi produksi sampah yang mencapai 900 ton perhari. Dan masyarakat dapat, mengurangi produksi sampah dan memiliki kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.
“Kita ingin masyarakat itu meningkatkan kesadaran menjaga kebersihan lingkungan. Jadi sampah itu harus dikurangi, produksi sampah kita 900 ton perhari, makanya masyarakat harus mengurangi produksi sampah,” katanya.
Menurut Wawan, cara menanggulangi sampah yang ampuh yaitu dengan menumbuhkan rasa kesadaran masyarakat untuk mengurangi produksi sampah terutama sampah non organik. Kata Wawan, daripada anggaran untuk menanggulangi sampah semakin membengkak, lebih baik masyarakat bersama-sama berkomitmen untuk mengurangi produksi sampah. Dan anggarannyaa bisa dialihkan untuk kepentingan masyarakat di sektor lain, seperti infrastruktur ataupun program kesejahteraan masyarakat lainnya.
“Semakin tinggi jumlah penduduk maka produksi sampah semakin meningkat, dan biaya untuk menanggulangi sampah akan tinggi pula. Makadari itu dibutuhkan kesadaran masyarakat, ayo kita kurangi sampah mulai dari sekarang, “ucapnya.