Nasionalisme Atraktif

Nasionalisme Atraktif
0 Komentar

Di perbatasan India-Pakistan ini tidak ada adu lagu-lagu. Hanya yel-yel terus.

Tepat pukul 4 sore penonton terdiam. Berkumandanglah qiraah Al Quran. Surah Ar Rahman. Beberapa ayat pertama.
Itu tanda dimulainya acara ini. Di sisi Pakistan.
Saya tidak mendengar suara apa yang dipakai tanda awal di sisi India sana.

Usai pembacaan Quran itu dua tentara wanita Pakistan tiba di tengah jalan. Melangkah tegap ke arah pintu perbatasan. Sekitar 100 langkah. Gerak langkahnya dibuat amat cepat. Atraktif sekali.

Baca Juga:Hoaks Berbanding Lurus dengan Golput, Jelang Pilpres Makin MarakAmbu Anne Ajak Masyarakat Doakan Dian, Bayi yang Dikubur Hidup-hidup

Di sisi India juga begitu.
Dua wanita tadi lantas berdiri tegap di dekat pintu perbatasan. Bersebelahan dengan dua tentara wanita India. Bisa saling lihat kalau mau. Pintunya jeruji besi yang tembus pandang. Tapi mereka tidak mau saling melirik.

Penonton (tepatnya: supporter) di kedua sisi terus meneriakkan yel-yel.

Satu kompi kecil tentara Pakistan menyusul berbaris menuju pintu perbatasan. Juga dengan langkah yang dipercepat. Di sisi India juga begitu.

Para tentara ini seperti adu atraksi. Kadang ayunan langkahnya harus amat tinggi. Seperti lomba. Tentara Indiakah atau Pakistan yang ayunan kakinya lebih tinggi. Lebih tinggi dari kepala.

Pernah ada adegan tentara itu sampai terjatuh. Saat berusaha mengayunkan kaki lebih tinggi dari negara musuhnya.
Ketika beberapa tentara sudah saling berhadapan di balik pintu jeruji, pintu pun didorong. Perbatasan itu terbuka lebar.

Di saat inilah tentara kedua belah pihak adu apa saja. Tinggi-tinggian ayunan kaki. Adu sigap. Adu tegap. Adu menonjok awan. Adu kumis: mereka saling memilin kumis dengan atraktif. Seperti saling tantang: ini kumisku, mana kumismu.

Juga adu keindahan topi. Mereka saling menunjukkan gerak membetulkan topi. Seolah saling menantang: ini topiku, lebih indah dari topimu bukan?

Setiap gerak itu diikuti teriakan dukungan dari ribuan supporter. Mereka seperti mengesyahkan: tentara kami yang lebih hebat.
Tapi tidak ada nada emosi yang ditunjukkan supporter.

Suasananya seperti kebencian yang diselimuti kebanggaan dan kegembiraan.

Baca Juga:Diduga Tertidur di Rel, ABG Tewas Tertabrak KeretaInginkan Indonesia Bebas Korupsi, Prabowo Gelar Kampanye Terbuka

Saya sangat terhibur oleh atraksi ini. Begitu juga sebarisan orang dari Hangzhou di belakang saya.

0 Komentar