Oleh: Ilham Akbar
Mahasiswa Universitas Serang Raya FISIPKUM
Pada saat ini kita sedang dihadapi oleh situasi kuldesak, di mana situasi tersebut selalu menghambat pemikiran, gagasan, dan pilihan masyarakat. Situasi kuldesak yang dialami oleh negeri ini memang bukanlah hal yang baru. Karena sejak orde baru pun, Indonesia pernah mengalami hal tersebut, di mana masyarakat sama sekali tidak boleh menyampaikan kritik terhadap pemerintah yang pada saat itu berkuasa sampai tiga puluh dua tahun. Tetapi pada saat ini, justru kita seolah-olah mengalami hal yang serupa seperti rezim orde baru, di mana kita tidak boleh bebas berkehendak sesuai apa yang kita inginkan, karena setiap kali kita mempunyai gagasan yang sedikit menentang pemerintah, maka hal itu akan dianggap sebagai sesuatu yang radikal. Padahal sebenarnya, yang membuat sesuatu tersebut radikal adalah status quo dari para penguasa yang semakin sulit untuk dibendung.
Sebenarnya jika di negeri ini tidak ada status quo yang menghalangi segala kebebasan dari rakyatnya, maka tidak ada sesuatu yang dianggap sebagai hal yang radikal. Tetapi pada kenyataannya, hal itu hanya sekadar mimpi di siang bolong, dan pada akhirnya pun kini setiap kali kita ingin melampiaskan kebebasan yang kita miliki, kita selalu berhadapan dengan hal-hal yang memaksa kita untuk mempunyai pemikiran maupun pilihan yang harus diatur sedimikian rupa oleh pemerintah. Buktinya saja pada saat ini, fatwa haram MUI (Majelis Ulama Indonesia) mengenai golput sudah benar-benar memaksa masyarakat untuk memilih calon pemimpin yang belum tentu bisa membela kepentingan rakyat.
Calon presiden atau calon legislatif yang pada saat ini sedang menggoda masyarakat, memang belum tentu akan membela kepentingan rakyat secara keseluruhan, karena nantinya kebijakan yang akan mereka buat pasti akan menuai pro dan kontra. Oleh karena itu, tanpa dipungkiri, bahwa pada saat ini, pasti ada beberapa masyarakat yang mungkin tidak puas dengan janji manis dari para calon pemimpin di negeri ini, sehingga ketidakpuasan tersebut pada akhirnya dieksekusi dengan melakukan golput.