Golput Bukan Salah Masyarakat
Memilih pemimpin memang suatu tanggungjawab moral yang sangat baik bagi seorang warga negara, tetapi disatu sisi lainnya memilih pemimpin yang sesuai dengan keinginan kita tidak semudah memilih sayuran di pasar tradisional. Memilih pemimpin harus berjalan bersamaan dengan kemampuan kita melihat kecenderungan apakah kebijakan yang ditawarkan oleh calon pemimpin di negeri ini akan berjalan sesuai dengan keinginan rakyat, atau malah sebaliknya. Tentu pada saat ini, masyarakat akan berpikir, “jika saya memilih Jokowi, apakah kehidupan saya akan lebih baik, dan jika saya memilih Prabowo, apakah akan menjadikan kehidupan saya lebih baik dari sebelumnya pada saat Jokowi memimpin?”
Kebingungan tersebut pasti selalu ada di dalam pikiran masyarakat, sehingga ketika masyarakat mengalami kebingungan tiba-tiba media massa dan online melakukan pembingkaian berita yang sangat hebat. Masyarakat akhirnya tercebur ke dalam turbulensi pembingkaian berita yang dikonstruksi oleh media massa maupun media online. Media yang tidak netral tentu akan memaksa masyarakat untuk memilih calon pemimpin yang diusung oleh media tersebut, dan pada akhirnya masyarakat menjadi bingung ingin memilih yang mana. Misalnya media A membuat berita seolah-olah Jokowi adalah yang pantas menjadi Presiden lagi, dan media B membuat berita seolah-olah Prabowo lah yang pantas menjadi Presiden. Akhirnya karena hebatnya pembingkaian berita yang dilakukan oleh media massa maupun media online, masyarakat pun tidak mendapatkan referensi yang baik mengenai pemimpin yang akan mereka pilih.
Karenanya masyarakat tidak akan menjadi golput, jika tidak ada pihak yang selalu membuat masyarakat menjadi bingung. Golput bukan sepenuhnya kesalahan masyarakat, tetapi golput merupakan suatu tradisi yang disebabkan oleh para penguasa yang selalu melakukan propaganda di media massa maupun media online. Jadi jangan pernah menyalahkan masyarakat, jika setiap tahunnya golput masih menjadi tradisi yang sulit untuk dihilangkan.
Baca Juga:Matangkan Pengamanan Pemilu 2019Tiga Desa Terima Bantuan Alsintan
Maka dari itu, mengharamkan tindakan golput yang dilakukan oleh masyarakat, merupakan hal yang sangat sia-sia, karena yang menjadi penyebab masyarakat untuk melakukan golput adalah ulah dari para penguasa yang mendominasi media dan mengelabuhi masyarakat melalui informasi yang membingungkan. Karenanya jangan memberikan fatwa haram terhadap golput saja, tetapi cobalah berikan juga kepada media yang tidak netral.