BANDUNG-Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Jabar) menandatangani kerja sama dengan perusahaan pengolahan sampah plastik asal Inggris Plastic Energy Limited untuk mengubah plastik jadi solar. Rencananya pengolahan sampah model ini akan diterapkan di enam kota Jawa Barat.
Menurut Gubernur Jabar Ridwan Kamil, Plastic Energy akan menghibahkan dana sebesar 20 juta dolar atau sekitar Rp280 miliar. Dana ini untuk feasiblity study (FS) atau studi kelayakan yang akan dilakukan pada Agustus 2019 sampai Maret 2020. Dengan begitu penerapan teknologi pengolahan sampah plastik ini akan dimulai pada Maret 2020.
“Akan studi kelayakan dulu hingga Maret 2020, setelah itu kita akan mulai memproses,” Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil saat penandatanganan kesepakatan bersama Kirk Evan mewakili Plastic Energy, di Gedung Pakuan, Jalan Cicendo, Kota Bandung, Kamis malam (28/3).
Menurut Emil, selain sebagai percontohan green development di Indonesia, proyek ini juga ada sisi bisnisnya. Total investasi pada proyek tersebut mencapai 200 juta dolar atau sekitar Rp 2,8 triliun. “Ini menunjukkan Jabar di mata dunia dilihat sebagai provinsi yang pro bisnis yang juga melahirkan mutual benefit yang juga terhadap lingkungan,” kata Emil.
Baca Juga:Golput Kok Haram?Matangkan Pengamanan Pemilu 2019
Sebelumnya metode pengelolaan sampah plastik jadi bbm sudah pernah di uji coba oleh Unpada dan masyarakat.
Waktu itu, Sekretaris DLHK Kota Bandung, Dedi Dharmawan bersama komunitas Get Plastik pernah melakukan uji coba pembuatan bahan bakar minyak dari plastik. Bahkan, alat yang digunakan sangat sederhana.
Meski sampai sekarang belum pernah terealisasi, rencananya alat tersebut bisa digunakan ditiap RW. “Kalau alat ini bisa diterapka dan digunakan disetiap RW. Sudah pasti, tidak ada lagi sampah plastik. Lantaran berubah menjadi bahan bakar,” ungkapnya.
Sementara itu, Komunitas Get Plastk Dimas Bagus Wijanarko telah membuktikan bahwa sampah plastik bisa diubah menjadi bahan bakar.
Peralatan yang digunakan sangatlah sederhana serangkaian pipa yang terhubung dengan tabung vakum bertekanan tinggi. Tabung ini tersambung dengan gas elpiji yang berfungsi sebagai pemanas,” kata Dimas.
Cara kerjanya pun terbilang cepat, sampah plastik dimasukkan ke dalam tabung vakum. Tabung kemudian dipanaskan hingga mencapai suhu 400 derajat Celcius. “Lima menit kemudian, setelah melewati jalur pendinginan, tetesan-tetesan minyak murni keluar dari pipa,” pungkas dia. (yan/man)