BANDUNG-Tim Deputi IV Menko Kemaritiman bersama Perum Jasa Tirta (PJT) II didampingi Satgas Citarum Harum Sektor 22 meninjau progres penataan hulu Sungai Citarum di kawasan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Minggu (31/3).
Tim melihat langsung penanganan dampak pencemaran Sungai Citarum, salah satunya adalah pengelolaan limbah kotoran sapi yang sudah berjalan di beberapa desa di Kecamatan Lembang.
Staf Deputi IV Menko Kemaritiman, Reni Romaulina menyatakan, permasalahan Sungai Citarum sangat kompleks sebab di hulunya masih kotor tercemar limbah, salah satunya berasal dari kotoran sapi.
Baca Juga:Jabar Akan Bangun Olahan Sampah jadi SolarGolput Kok Haram?
“Hari ini kami kunjungan ke beberapa lokasi. Air sungai yang harusnya di hulunya bersih, tetapi warnanya masih hijau. Dengan ke lapangan, makin mendorong kita untuk melakukan sesuatu,” katanya, Minggu (31/3).
Dari hasil peninjauan di lapangan, dia menyatakan, beberapa upaya sudah dilakukan Satgas Citarum Harum Sektor 22 bersama masyarakat dalam menanggulangi pencemaran Sungai Citarum di antaranya dengan membuat kompos berbahan kotoran sapi dan lain-lainnya.
“Cuma ini baru langkah kecilnya. Harapannya, nanti mungkin bisa di bawa ke pusat, didiskusikan dengan Satgas Citarum, bisa dikolaborasikan dengan pengusaha agar ada solusi nyata untuk Citarum Harum,” bebernya.
Menurutnya, persoalan yang terjadi di Sungai Citarum dapat benar-benar diselesaikan bila ada koordinasi maksimal antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah beserta stakeholder terkait lainnya.
“Tanpa adanya dukungan pemerintah akan susah karena kendala regulasi, lahan dan sebagainya, perlu sinergi yang lebih baik lagi. Nanti mungkin bisa didiskusikan dan dicari jalan keluarnya,” jelasnya.
Komandan Sektor 22 Citarum Harum, Kolonel Inf Asep Rahman Taufik menerangkan, dalam sehari diperkirakan terdapat sekitar 250 ton kotoran sapi yang masuk ke aliran Sungai Citarum dari peternakan sapi di kawasan Lembang. Namun, saat ini yang tertangani baru sekitar 40 persen.
“Akar permasalahan limbah di sini adalah kotoran sapi yang dihasilkan dari 22.500 ekor sapi. Upaya-upaya nyata yang sudah dilakukan adalah memanfaatkan kotoran sapi untuk biodigester, budidaya cacing, pengomposan serta penggunaan air limbah untuk menyiram pakan sapi,” ungkap Asep.
Baca Juga:Matangkan Pengamanan Pemilu 2019Tiga Desa Terima Bantuan Alsintan
Dia menyatakan, program Citarum Harum yang dicanangkan Presiden Joko Widodo harus terlaksana dengan baik dan terintegrasi. Oleh karena itu, pihaknya mengharap ada diskusi dan solusi yang ditawarkan pada 2019 serta tahun-tahun berikutnya supaya permasalahan di hulu sungai ini bisa cepat teratasi.