KARAWANG-Ketua Umum Partai Perindo, Hary Tanoesoedibjo menyebut pernyataan Amin Rais untuk melakukan people power jika terbukti ada kecurangan dalam pemilhan presiden dinilai tidak bijak. Jika itu dilakukan pelaksanaan demokrasi di Indonesia akan mengalami kemunduran. Oleh karena itu, pendiri partai Perindo ini menyarankan semua pihak untuk kembali ke tatanan hukum yang benar untuk menyelesaikan setiap persoalan bangsa.
“Saya rasa kita harus bijak ya, tidak boleh ada people power itu namanya negatif. Saya rasa mayoritas rakyat Indonesia tidak akan setuju untuk itu. Indonesia bisa rusak, terutama ekonomi bakal hancur jika terjadi people power,” kata Hari Tanoe saat menghadiri pasar murah partai Perindo di Karawang, Senin (8/4).
Menurut Hari Tanoe, jika terjadi people power, demokrasi di Indonesia akan mengalami kemunduran. Jika terjadi persoalan bangsa, seharusnya dilakukan melalui tatanan hukum yang benar. Didalam demokrasi itu tidak boleh melakukan apa saja. “Nanti Indonesia bisa tidak dipercaya lagi, ini tidak baik. Makanya saya kira rencana itu tidak bijak,” katanya.
Baca Juga:Honda Virgi Motor Juara Kontes Layanan HondaKampanye, Engkus Kusnaya Sewa SPG
Senada dengan itu, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Hamdan Zoelva, mengatakan pernyataan people power merupakan sikap yang kurang bijak. Negara Indonesia sudah maju kedepan, jangan diajak untuk melakukan people power. “Kalau setiap persoalan harus diselesaikan dengan demo, itu cara demokrasi yang dahulu. Sekarang ini cara-cara moderen yang harus dikedepankan, jangan diajak untuk people power,” katanya.
Menurut Hamdan, Indonesia merupakan negara yang sudah menyiapkan hukum dan konstitusi untuk menyelesaikan masalah yang timbul dari pemilu. Oleh karena itu harus diselesaikan dengan jalur itu, dengan meninggalkan cara lama.
“Kalau Demontrasi terus kemudian dilawan dengan demokrasi mau jadi apa negara kita. Negara-negara yang melakukan people power tidak akan maju, itu cara-cara lama,” terangnya.(aef/ded)