Selain itu berita tidak benar yang ditujukan juga kepada Jokowi adalah fitnah yang menyatakan bahwa Jokowi adalah anggota Partai Komunis Indonesia (PKI) yang dituduhkan oleh JD. Hal ini jelas memicu perdebatan dan ketidaknyamanan masyarakat bahkan juga Jokowi sendiri mengingat bagaimana latar belakang PKI.
Serangan hoaks tidak hanya terjadi pada kubu Jokowi namun juga terjadi pada kubu Prabowo, diantaranya tudingan bahwa Sandiaga Uno selaku calon wakil presiden nomor urut 02 telah melakukan perselingkuhan yang langsung di respon oleh kubu prabowo sebagai berita bohong. Pemberitaan seperti ini tentu memiliki efek negatif bagi elektabilitas paslon 02.
Sebelumnya berita bohong tentang Sandiaga juga pernah tersebar dimana Sandiaga dituding telah memberikan mahar atau sejumlah uang kepada partai PAN agar bisa menjadi calon wakil presiden mendampingi Prabowo Subianto. Pernyataan ini langsung dibantah oleh kubu Prabowo sebagai berita yang merusak nama baik partai juga Sandiaga sendiri.
Baca Juga:Tiga Pilar Pemilu Pastikan KondusifTNI/Polri Bangun Sinergitas Jelang Pemilu
Hal lain yang dilakukan oleh para pendukung yang juga menunjukkan bagian dari pelanggaran adalah dengan memberikan iming-iming jika terpilih dan melibatkan pihak-pihak yang tidak seharusnya terlibat dalam kampanye, seperti Aparatur Sipil Negara (ASN) dan anak-anak. Pelanggaran-pelanggaran seperti ini juga menunjukkan bahwa kemenangan menjadi prioritas utama dengan mengabaikan integritas dan kualitas yang menjadi modal untuk memimpin bangsa Indonesia.
Jikalau kembali diingat apa yang menjadi tujuan dari pemilu dalam UU, sangat miris melihat kondisi penyebaran hoaks serta pelanggaran-pelanggaran yang ada. Penyebaran hoaks hanya menunjukkan ketidakmampuan dalam bersaing dan ketidakpercayaan diri atau ketidakpercayaan terhadap dukungannya sehingga menjatuhkan lawan dianggap lumrah untuk meraih kemenangan. Terlepas dari siapa dalang dibalik setiap pemberitaan hoaks dan pelanggaran-pelanggaran kampanye, hal yang perlu kita tekankan kembali dalam pemilu ini adalah tujuan bersama untuk Indonesia yang lebih sejahtera.
Untuk itu, meskipun masing-masing diantara kita sudah mempunyai pilihan tersendiri, kita cukup nyatakan dukungan dengan sewajaranya dengan datang ke TPS untuk mencoblos, bukan malah menyibukkan diri dengan pemberitaan hoaks dan perselisihan. Selain itu marilah kita juga menjadi pemilih yang cerdas dengan mengenal siapa yang akan kita pilih.