KARAWANG-Akibat rebah diterjang cuaca buruk, harga gabah disejumlah daerah di Kabupaten Karawang anjlok. Tak tanggung-tanggung, harga gabah kini berada di bawah Harga Pokok Pemerintah (HPP), yaitu dikisaran Rp 3.500/kilogramnya.
Ironisnya, hingga masa pertengahan masa panen ini, program serapan gabah petani (sergap) yang diinisiasi oleh Bulog, belum juga nampak dilapangan.
Ketua Kelompok Tani Srijaya, Desa Pulojaya, Kecamatan Lemahabang Wadas, mengatakan, harga yang anjlok drastis dikeluhkan para petani. Bahkan, tak sedikit dari mereka yang merugi.
Baca Juga:Dinas Pertanian Karawang Data Kelompok Wanita TaniMensos: PKH Dapat Penuhi Target IPM 2019, Optimis Naik 71,98%
“Sudah harganya anjlok, padinya rebah, sekarang pembayarannya dihutang pula. Para petani banyak yang merugi,” ujarnya, kemarin.
Sementara, Kepala Desa Ciwaringin, Kecamatan Lemahabang, Ocih, menjelaskan, harga padi yang rebah, hanya laku dikisaran Rp. 3.000/kilogramnya. Sementara, padi yang normal, berada dikisaran Rp. 4.000/kilogramnya.
“Tapi kalau dihutang, bayarnya Rp. 3.600/kilogram ditengkulak. Pokonya, anjlok sangat derastis,” keluhnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Karawang, Hanafi Caniago mengatakan, tak menampik, jika harga gabah menjadi anjlok, karena terjangan cuaca buruk.
Pihaknya, kata Hanafi, sudah menginstruksikan tim Sergap Bulog, agar segera membeli hasil panen para petani, yang sudah dibawah HPP tersebut.
“Kita sudah minta Bulog untuk pantau harga, terutama agar bisa membeli hasil panen para petani yang sudah dibawah HPP itu,” ujarnya.
Hanafi menambahkan, seharusnya disediakan alat pengering padi (dryer) di kelompok-kelompok tani. Untuk mengantisipasi, dampak buruk panen dimusim hujan, seperti saat ini.
Baca Juga:Revitalisasi Sastra Lisan (RSL) Bina Karakter NegeriMuspika Bantu Biaya Pengobatan Intan, Penderita Penyakit Lumpuh Tulang Belakang
“Soal harga, bukan semata-mata hanya tugas Dinas Pertanian. Untuk distribusi, sudah tugas dinas lain,” jelasnya. (use/ded)