JAKARTA-Publikasi hitung cepat (quick count) di media menuai beragam kontroversi. Terutama disoal oleh kubu pendukung Prabowo-Sandi. Bahkan tidak mempercayai kredibilitas lembaga tersebut. Bahkan Prabowo percaya diri bahwa dirinya pemenang pemilu.
Sejak Rabu (17/4) sore, Prabowo bersama relawannya sudah tiga kali mendeklarasikan kemenangan. Hari ini (19/4) Prabowo bersama pendukungnya menggelar sujud syukur bersama di Kertajati, kediaman Prabowo.
Prabowo menyatakan dirinya meraih suara 62 persen dan menjadi pemenang pilpres. “Saya sudah diyakinkan ahli-ahli statistik, maka kita harus terus jaga dan kawal suara dari TPS,” ujar Prabowo.
Baca Juga:Ini Perolehan Suara Sementara Pilpres di Subang, Jokowi Ungguli PrabowoBagi Tugas, Agus Masykur “Komandan” Peningkatan PAD
Akibat terjadi polemik di masyarakat, akhirny Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) juga melakukan imbauan agar televisi tidak menayangkan hasil quick count. Semua pihak menunggu hasil resmi dari KPU.
Sementara kubu Jokowi pun belum melakukan deklarasi kemenangan. Jokowi meminta agar bersabar menunggu hasil resmi dari KPU. Tapi ia pun bersyukur berdasarkan quick count memenangi pilpres. Bahkan 22 kepala negara sudah menghubungi Jokowi dan memberikan ucapan selamat atas kemenangan Jokowi.
Tapi informasi hasil pilpres tidak hanya dari lembaga survey dan KPU. Kini masyarakat banyak membuat aplikasi untuk upload data C1. Misalnya aplikasi ayojagatps.com dan kawal pemilu.org. terdapat perbedaan hasil suara.
Di data resmi KPU hingga pukul 20.00 WIB, dengan jumlah suara yang masuk dari 23.638 TPS se-Indonesia, perolehan suara untuk pasangan Jokowi-Ma’ruf sebanyak 2.475.845 suara atau 55,01%. Sedangkan pasangan Prabowo-Sandi mencapai 2.024.600 atau 44,99%.
Sedangkan terpantau di web ayojagatps.com, Prabowo-Sandi unggul dengan perolehan suara 3.301.922 atau 62,75% sedangkan pasangan Jokowi-Ma’ruf mendapat 1.940.009 atau 37,25%. Data tersebut berdasarkan suara C1 yang sudah masuk dari 25.689 TPS dengan total suara masuk 5.261.931 suara.(red)