JAKARTA-Serangan dan tuduhan dugaan kecurangan yang ditujukan kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU) terkait dokumen C1 mendapat respon dari Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) dan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP). Kedua lembaga itu menegaskan akan terus memantau kinerja penyelenggara guna memastikan suara masyarakat tidak disalahgunkan selama proses rekapitulasi.
Anggota DKPP Alfitra Salamm mengatakan, selama ini pihaknya selalau mengingatkan penyelenggara maupun pengawas untuk bekerja sesuai prosedur. “Kami ingatkan kepada seluruh penyelenggara, khususnya KPU, Bawaslu juga, jangan coba main-main dalam rekapitulasi dan penghitungan real count ini,” ujarnya di Kantor KPU RI, Jakarta, kemarin (21/4).
Alfitra menambahkan, jika ada laporan dugaan pelanggaran kode etik dari jajaran KPU dan Bawaslu hingga level kelurahan, maka pihaknya tidak segan melakukan penindakan. Saat ini sendiri, sudah ada satu laporan yang diproses DKPP. Yakni dua anggota Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) Malaysia. Jika dalam peradilan etik terbukti melakukan kesalahan akan diberhentikan.
Pria kelahiran Riau itu juga mengajak masyarakat untuk terlibat aktif melakukan pengawasan. Jika ada pihak penyelenggara yang berbuat nakal dalam rekapitulasi, dia meminta untuk tidak segan-segan melakukan pelaporan. “Kami dari DKPP, 24 jam siap menerima laporan di Jalan Thamrin,” imbuhnya.
Baca Juga:Usai Ambil Honor, Petugas TPS MeninggalPKS Klaim Amankan 6 Kursi, Hasil Real Count Internal
Ketua Bawaslu Abhan menambahkan, saat ini, jajaran pengawas melakukan pengawasan terhadap proses rekaputulasi yang dilakukan jajaran KPU. Saat ini, Panitia Pengwasan Pemilihan Kecamatan (Panwascam) pun memantau penuh rekapitulasi di tingkat kecamatan. “Pengawasan kami bersifat melekat,” ujarnya.
Meski sudah ada pengawasan Bawaslu, Abhan mengajak masyarakat untuk ikut membantu proses pengawasan. Dia menilai, semakin banyak yang memantau, maka akan semakin baik. “Jangan sampai kalau ada hal yang tidak diinginkan, misalnya ada data salah, kemudian tanpa terkoreksi,” kata mantan Ketua Bawaslu Jawa Tengah tersebut.
Sebelumnya, kekeliruan angka di situng ramai dibicarakan di media sosial. Di TPS 17 Jempong Baru Sekarbela, Kota Mataram, suara Prabowo Sandi tertulis 159 di Situng, meski di C1 tercatat 189 suara. Kemudian di TPS 093 Bidara Cina Jakarta Timur, suara Prabowo Sandi tercatat 56 suara meski di C1 tertulis 162.