SUBANG-Calon Legislatif (Caleg) DPR RI asal Subang menjadi terdampak terhadap minimnya antusias pemilih dalam Pemilu 2019. Pasalnya, antusias pemilih didominasi kepada pemilihan Presiden dan Wakil Presiden. Para caleg DPR RI asal Kabupaten Subang berharap pelaksanaan pemilu ke depannya harus ada pembenahan dan kebijakan yang mengatur hal-hal tersebut.
Caleg DPR RI Partai Golkar H. Hermansyah mengatakan, Pemilu 2019 dibarengi dengan Pilpres, sehingga caleg baik dari kabupaten hingga DPR RI, menjadi terlupakan. Geliat dari animo masyarakat terhadap pilpres, bisa dibayangkan. “Jika menurut versi KPUD, mengenai Pemilu 2019 ada kenaikan dari pemilih, namun karena efek dari Pilpres,” ungkapnya.
Hermansyah beranggapan, para caleg yang bertarung di Pemilu 2019, adalah korban Pilpres. Sebab, kata dia, karena banyak pemilih yang mencoblos Pilpres nya saja. Hal tersebut menjadi kendala tersendiri bagi para caleg, termasuk dirinya. “Ya, banyak para caleg yang mengatakan kalau Pemilu 2019 sekarang, para caleg merupakan korban dari Pilpres,” ungkapnya.
Baca Juga:Pasca Pemilu dan Jelang Ramadan, Harga Sayuran MeroketBripda Dewi Tiara Sani, Rela Kepanasan Hingga Pulang Larut Malam
Pada pelaskanaan Pemilu, Hermansyah menuturkan, Kabupaten Subang sangat rawan dengan money politic. Banyak temuan-temuan yang belum diungkap Bawaslu Subang. Sebagai putra daerah, Hermansyah hanya bisa menonton pertempuran para caleg yang berjibaku tersebut. “Subang ini sangat rawan dengan money politic, bahkan temuan yang ada belum diungkap Bawaslu Subang,” katanya.
Caleg DPR RI dari Partai Amanat Nasional (PAN) Asep Rochman Dimyati mengatakan, dampak dari Pemilu 2019 terhadap pileg khususnya Caleg DPR RI, karena masyarakat sangat awam sekali. Banyak masyarakat tidak mengetahui cara memilih dan tidak hafal dengan nama-nama para caleg. Bisa dikatakan, mungkin wajah atau gambar bisa dikenali, namun nama lengkap caleg tersebut bisa jadi tidak hafal. “Ini tugas KPU Subang, kurang sosialiasi yang kurang maksimal. Contohnya, saya melakukan kampanye hampir ke 300 titik di Kabupaten Subang, dengan memperkenalkan diri. Namun ada saja warga yang mencoblos nama yang mirip dirinya, namun malah beda segmen. Contohnya bukan ke surat suara DPR RI malah ke DPRD Provinsi atau DPRD Kabupaten,” ungkapnya.
Menanggapi money politic, Asep menjelaskan, pihaknya sudah mengumpulkan bukti-bukti otentik seperti video, gambar dan lainnya. Asep berencanan akan melaporkan kepada ranah pidana, namun setelah adanya hasil rekapitulasi telah usai. “Saat ini saya sedang mengumpulkan data dan bukti untuk dilaporkan,” terangnya