SUBANG-Tingkat perceraian di Kabupaten Subang cukup tinggi. Berdasarkan data dari Pengadilan Agama Subang, jelang bulan puasa ini angka perceraian mencapai 1499 perkara.
Permohonan perceraian didominasi dari pihak istri. Hasil pantauan Pasundan Ekspres perkara cerai itu, dikarenakan urusan ekonomi. Dari itu banyak masyarakat Subang yang bercerai dan memilih berangkat kerja menjadi TKI keluar negri
Juru bicara merangkap Hakim Pengadilan Agama Subang Drs. H. Cecep Parhan Mubarok mengatakan, menjelang bulan puasa tahun 2019 ini banyak Pasutri yang memohon untuk bercerai. Umumnya hal itu terjadi karena faktor ekonomi, disamping ada juga beberapa perkara perceraian yang disebabkan oleh perselingkuhan.
Baca Juga:Begal Beraksi di Siang Hari Uang Rp 100 Juta RaibLanud Suryadarma Renovasi Musala
“Ya banyak perkara perceraian menjelang bulan puasa ini, kebanyakan karena faktor ekonomi,” ujarnya.
Dijelaskan Cecep, data perkara cerai di Pengadilan Agama Subang dari bulan Januari hingga sampai saat ini ada 1499 pasangan suami istri yang bercerai. Dari data tersebut, lebih di dominasi permintaan bercerai dari pihak istri. Dan masih di dominasi para buruh pabrik dan juga wiraswasta termasuk PNS.
“Data di kita sejauh ini sudah ada 1499 perkara perceraian,” tuturnya.
Kepala Seksi Binapenta TKI Disnakertrans Subang H, Indra Suparman mengatakan, sesuai data jumlah TKI asal Subang, 90 persen nya adalah kaum hawa, mencapai 1765 orang.
Data tersebut dari bulan Januari hingga saat ini pada tahun 2019. Adapun kebanyakan masyarakat Subang yang menjadi TKI tersebut memilih negara Hongkong, Malayisa, Taiwan juga Singapura. Minat masyarakat Subang cukup tinggi.
“Ya kebanyakan kaum hawa yang berangkat bisa dibayangkan dari tahun 2019, bulan Januari hingga saat ini udah mencapai 1765 orang, umumnya mereka berstatus janda cerai. Bisa dilihat dari persyaratan yang dilampirkan,” katanya.
Dijelaskan Indra, pihaknya sering menemukan masalah klasik ketika sesi wawancara terhadap TKI tersebut. Sebelum berangkat ke luar negeri ternyata penyebab nya adalah karena faktor ekonomi.
Contoh nya sang suami yang tidak mempunyai penghasilan (tidak bekerja) sehingga istri yang mencari nafkah. Dan hal tersebut sudah banyak terjadi terhadap para TKI yang akhirnya memutuskan untuk berangkat ke luar negeri.