Ketua PPS Meninggal Dunia, Saat di RS Selalu Mengigau tentang Pemilu

Ketua PPS Meninggal Dunia, Saat di RS Selalu Mengigau tentang Pemilu
0 Komentar

PAMANUKAN– Kabar duka kembali menyelimuti penyelenggaraan Pemilu Tahun 2019. Di Pamanukan, Ketua PPS Desa Rancasari Ade Sujono (59) yang beralamat di Dusun Pangadangan RT12/RW04 Desa Rancasari meninggal dunia, Selasa malam (23/4) pada pukul 22.58 di RS Siloam, Purwakarta diduga akibat kelelahan.

Keluarga korban Ika Mayasari menuturkan, kondisi kesehatan almarhum terus menurun usai pemilu hingga tidak sadarkan diri. Namun saat dalam perawatan di Rumah Sakit kondisi psikis almarhum selalu menggigau soal Pemilu.

“Kalau mendengar kata pemilu itu mengigau. Setiap dengar kata itu seperti langsung kepikiran,” kata Ika pada Pasundan Ekspres.

Baca Juga:PDIP dan Golkar Rebutan Kuasai DPRD, Saling Klaim Lebih dari 10 KursiOlahan Ikan jadi Andalan BUMDes Perak Berkah Desa Lengkong Jaya

Apalagi kata Ika, saat pindah ruangan di RS yang tersedia televisi juga selalu terpikirkan akan tanggung jawabnya sebagai Ketua PPS saat mendengar berita Pemilu.

“Mulai drop lagi saat pindah ruangan yang ada tv nya. Nyaring-nyaring, tapi mata tertutup. Tapi secara batin masih memiliki tanggung jawab besar, batin nya kegugah masih memikirkan pemilu, walau kondisinya tidak sadar,” ungkap Ika.

Lalu Asep Maulana rekan korban di sekretariat PPS menuturkan, kabar meninggalnya korban ia dapati pada Selasa malam. “Meninggalnya malam, kondisinya memang drop, ada riwayat penyakit juga tapi setelah Pemilu itu kondisinya drop dan tidak sadarkan diri,” kata Asep.

Ia melanjutkan, alm Ade sendiri bukan orang baru dalam hal kepemiluan. Sebab dalam pelaksanaan Pilkada serentak tahun lalu serta Pilkades serentak ia juga turut aktif dalam PPS maupun kepanitiaan Pilkades.

“Iya tahun lalu juga beliau aktif dalam penyelenggaran Pilkada dan Pilkades serentak. Beliau juga baik dan bermasyarakat,” ucap Asep.

Dengan kejadian ini, Asep yang juga Ketua Karangtaruna Kecamatan Pamanukan mengharapkan agar sistem Pemilu ini dievaluasi. Sebab, dengan pelaksanaan saat ini sudah menelan banyak korban jiwa.

“Ini kan pesta demokrasi, tapi yang terjadi banyak bergelimangan air mata. Buat apa kalau pesta demokrasi tapi menelan korban jiwa yang saat ini cukup banyak. Harus dievaluasi ini dari segi teknis maupun perundang-undangan,” bebernya.

Baca Juga:Tiga Siswa Smanda Purwakarta Dapat Hadiah Berlibur ke BaliKejari Ingatkan Kades Jangan Selewangkan Anggaran

Usai disolatkan, almarhum kemudian dimakamkan di TPU Desa Rancasari yang diantarkan oleh keluarga, rekan kerja di PPS, Aparatur desa serta tetangga pada Rabu Pagi.(ygi/man)

0 Komentar