KARAWANG– Pertamina EP Asset 3 bakal terus mengevaluasi sumur mereka di Desa Karangligar, Telukjambe Barat. Hal itu dilakukan untuk mencari tahu fenomena banjir yang rutin terjadi di desa tersebut.
“Sumur di Karangligar masuk area Field Subang memang. Kita minta institusi independen dalam hal ini ITB untuk mengevaluasi kejadian itu. Kesimpulan ITB, (banjir) jelas bukan karena aktivitas hulu Pertamina. Meski begitu, fenomena ini perlu evaluasi lanjut,” kata Field Manager Pertamina EP Asset 3 Armand Mel Hukom kepada wartawan, Jumat (26/4).
Karangligar adalah daerah yang paling sering ditimpa musibah banjir di Karawang. Menurut catatan BPBD setempat, terjadi setidaknya 20 kali banjir di desa tersebut. Siklus banjir di Karangligar juga tak lazim, selain saat musim hujan, banjir juga melanda saat siang terik. Muncul rumor jika banjir disebabkan oleh penurunan tanah di Karangligar, ada juga pihak yang mengaitkan banjir dengan aktivitas tambang Pertamina di sana.
Baca Juga:PLTGU Cilamaya Diserbu PencakerPemdes Wajib Dirikan BUMDes
“Di sana, kita melakukan penambangan hidrokarbon, mengebor ratusan meter ke bawah tanah. Diameter lubangnya pun tidak besar, hanya 25 sampai 30cm. Sangat kecil. Dapat disimpulkan aktivitas tambang tidak mungkin menyebabkan penurunan tanah,” kata Armand.
Armand menuturkan, rumor tentang penurunan tanah di Karangligar yang disebabkan aktivitas tambang Pertamina sulit diterima akal. Selain karena sumur yang kecil, kata Armand gas di dalam tanah juga dilindungi lapisan batuan keras.
“Di dalam tanah, hidrokarbon dilindungi lapisan batuan keras atau tudung yang secara alamiah tidak mungkin runtuh karena lubang sumur yang kecil,” tutur Armand.
Meski begitu, Armand menyatakan, mendukung ITB dan Pemkab Karawang untuk mencari tahu penyebab sebenarnya fenomena banjir di Karangligar. “Meski begitu kita suport ITB dan Pemda mencari tahu fenomena banjir tersebut. Banjir di sanakan bukan muncul dari bawah tanah,” kata Armand.(aef/ded)