“Yaitu dengan bersentuhan langsung dengan semua lapisan, termasuk emak-emak,” katanya.
Dengan berlatar belakang sebagai seorang dokter, Cellica pun mempunyai cara tersendiri untuk mendiagnosa apa yang dibutuhkan masyarakat. Merumuskan masalah, penyebabnya, juga kebijakan yang harus diambil. Ia mengaku tak ingin mengambil kebijakan yang hanya diingini segelintir orang saja.
“Ini sama seperti saya mendignosis masyarakat, mana yang perlu lebih diprioritaskan. Kalau bicara kebutuhan kan banyak sekali,” kata dia.
Tak hanya perihal apa yang ia raih, dalam buku itu juga menceritakan kegagalannya, yang kemudian membuatnya bangkit kembali.
Melalui true story yang ia susun dalam waktu delapan bulan itu, Cellica ingin berbagi inspirasi kepada masyarakat, tak terkecuali kaum perempuan. Sebab menurutnya, titik kejayaan seseorang adalah saat ia bisa berbagi cerita, berbagi inspirasi. Apalagi, sebuah buku adalah warisan yang tak bisa usang. Artinya, hingga kapanpun tetap bisa dibaca.
Baca Juga:Ekskul Jurnalistik Rangsang Peningkatan LiterasiPuluhan Warga Cililin Harus Mengungsi, Khawatir Longsor Susulan Terjadi
“Aku ingin berbagi cerita, berbagi pengalaman, berbagi spirit, sama seluruh masyarakat Karawang, khususnya perempuan, dalam rangka Hari Kartini,” katanya.(aef/vry)