- Suara Golkar Melonjak Tajam
- Demokrat dan Hanura Kehilangan Tiga Kursi
SUBANG-Banyak hal yang mengejutkan dari Pileg 2019. Hasilnya bisa menjadi gambaran sejauh mana kekuatan partai membuat strategi agar dipilih masyarakat. Berdasarkan perhitungan suara sementara, PDIP masih menjadi pemenang Pileg di Subang.
Berdasarkan hasil hitung sementara juga sudah mulai terlihat komposisi perolehan kursi legislatif. PDIP juga masih bisa mempertahankan 10 kursi. Golkar melonjak tajam berhasil menguasai 9 kursi dari sebelumnya 7 kursi. Penambahan kursi diperoleh dari Dapil 1 menjadi dua kursi dan Dapil 3 juga mendapat 2 kursi. Sedangkan PKB di urutan ketiga berhasil menambah satu kursi dari 5 ke 6 kursi.
Di Pileg tahun ini, PKS malah harus rela kehilangan 2 kursi di Dapil 5 dan Dapil 6. Padahal sebelumnya PKS berhasil mendapat satu kursi di setiap dapil. Kenyataan pahit juga harus dirasakan Partai Demokrat yang kehilangan 3 kursi sekaligus. Partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu hanya berhasil memperoleh kursi dari Dapil 4 dan Dapil 5. Kekalahan besar juga dirasakan Partai Hanura. Dari sebelumnya punya 3 kursi, Pileg tahun ini tak satu pun kadernya yang berhasil lolos ke legislatif.
Baca Juga:Bamboo Creative Festival 2019, Datangkan Wisatawan Tingkatkan dan Nilai EkonomisPemuda Tunawicara Ditemukan Tewas Gantung Diri di Tiang Sepakbola
PPP juga hanya berhasil mempertahankan 1 kursi di Dapil 2, sedangkan dapil 1 yang biasanya jadi basis PPP digeser oleh PKB.
Pengamat Politik dari Univesitas Al-Azhar Jakarta, Dr. Ujang Komarudin mencoba membedah wajah politik Subang. PDIP bisa bertahan mengamankan 10 kursi bisa jadi terpengaruh efek ekor jas dari Pilpres. Tapi menurutnya, efek ekor jas bisa berpengaruh untuk partai tertentu. Namun tidak berpengauh untuk partai lain.
Oleh karena itu, ada partai yang terdampak efek ekor jas sehingga suaranya naik. Dan di saat yang sama ada partai yang tidak merasakan dan mendapatkan efek ekor jas tersebut. Tidak semua partai mendapat efek ekor jas.
“Kenaikan suara PKB di Subang bisa saja karena pengaruh politik identitas. Kita tahu, PKB memiliki basis akar rumput dari kalangan Nahdliyin. Yang berhadap-hadapan dengan kelompok 212. Bisa saja masyarkat bersimpati pada PKB dan antipati pada PKS. Sehingga PKB naik suranya. Sedangkan PKS turun,” ujar pengamat politik asal Subang itu.