LEMBANG-Sebanyak 3.800 desa di Jawa Barat dinyatakan sudah masuk kategori desa berkembang dari jumlah 5.312 desa. Sedangkan yang sudah mandiri baru sebanyak 37 desa, 96 desa maju dan sisanya sebanyak 78 desa masih tertinggal.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Jawa Barat, Dedi Sopandi mengatakan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat tengah berupaya untuk meningkatkan desa-desa tertinggal, agar berkembang ke arah mandiri. Salah satu upayanya dengan mengaktifkan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). “Dari 37 desa yang sudah mandiri, sekitar 141 persennya belum memiliki BUMDes. Sedangkan 16 persen masih proses pembentukan dan 60 persen sudah terbentuk. Dari 60 persen itu, BUMDes-nya yang aktif hanya 40 persen. Sehingga BUMDes ini harus diaktifkan kembali,” kata Dedi usai peresmian bulan bakti gotong-royong masyarakat (BBGRM) di Desa Kayuambon Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat (KBB), Selasa (30/4).
Selain membangkitkan kembali BUMDes, kata Dedi, pihaknya juga berencana menurunkan patrior desa, untuk disebar ke setiap desa yang belum memiliki BUMDes. Para patriot desa tersebut memiliki latar belakang mahasiswa fresh graduate. “Saat ini sudah ada 2.657 orang patriot desa yang mendaftar, mereka akan mempelajari teknik manajemen. Tapi untuk tahun ini rencananya kami akan menurunkan 100 orang patrios desa dulu,” katanya.
Baca Juga:3.200 Buruh Bawa Misi Sepultura, Keadilan Demokrasi pada Pemilu 2019Jelang Ramadan, Pemkab Pantau Harga Pasar
Dia menambahkan, rencananya pada pertengahan Mei 2019 mendatang, pihaknya juga akan meluncurkan CEO BUMDes sekaligus menampilkan produk-produk dan mobil siaga desa, yang memiliki empat fungsi. Seperti perpustakaan, layar bioskop, panggung, hingga mobil pengangkut hasil pertanian desa. “Sebelumnya peluncuran mobil siaga desa ini masih terkendala perizinan, tapi sekarang alhamdulillah sudah siap untuk diperkenalkan ke masyarakat,” ujarnya.
Salah satu desa yang sudah maju dan sukses dengan BUMDes-nya, kata dia, yakni Desa Cibuntu di Kabupaten Kuningan. Desa tersebut telah berhasil dengan homestay atau penginapannya hingga terkenal di dalam maupun luar negeri. “Manajemen di Desa Cibuntu itu memang bagus, wajar kalau disana berhasil. Dengan akses internet, semua kamar terjual dan membuat masyarakat pun penasaran dengan Desa Cibuntu seperti apa. Saya harap semua desa bisa meniru manajemen yang diterapkan Desa Cibuntu,” pungkasnya. (sep)