KALIJATI-Masyarakat Desa Tanggulun Barat mengeluhkan adanya galian tanah di Dusun Cipanandur – Daya Cipta, Desa Tanggulun Barat Kecamatan Kalijati.
Keluhan itu diungkapkan melalui bubuhan tanda tangan petisi keberatan dari masyarakat, yang diserahkan langsung kepada Kepala Desa Tanggulun Barat.
Warga setempat Carwati, mengungkapkan, jika keberadaan galian tanah tersebut berdampak buruk bagi aktifitas sehari-hari, dimulai dari jalan yang menjadi rusak, ditambah keadaannya becek dan kotor, juga licin, terlebih saat hujan turun.
Baca Juga:Patut Dicontoh, Buruh Taekwang Sumbang Perlengkapan Ibadah ke Musala Desa BelendungNyam…Lebih Gurih! Ayam Geprek Si Boss Bikin Ketagihan
“Jadi jalan situ udah gak bisa digunakan. sedangkan sebagian masyarakat yang kerja di pabrik lewat jalan itu. Jalan menuju sekolah anak-anak, lebih dekat lewat situ, sekarang mesti muter, sebab jalan situ rusaknya parah, ditambah jeblog (kotor), dan becek,” jelasnya.
Dia juga menjelaskan tidak hanya ketika musim penghujan, namun jika musim kemarau tiba lebih parah lagi. Debu dari galian tersebut kerap mengotori jendela rumah, bahkan halaman dan makanan di rumah. Sebab keberadaan galian serta akses jalan keluar masuk kendaraan galian tanah itu, letaknya tidak jauh dari pemukiman masyarakat, tepatnya di RW 05 dan 06 Dusun Cipanandur Tanggulun Barat.
“Musim hujan licin jalan, musim kemarau debu banyak, serba salah, maka dari itu kami meminta kepada Kepala Desa untuk mencarikan solusi, jalan tengah, agar masyarakat nyaman, pengusaha galian tanah juga tetap bisa cari rezeki, jangan sampai ada yang dirugikan seperti hari ini,” tambahnya.
Saat dikonfirmasi Kades Tanggulun Barat Wawan, mengaku memang banyak menerima aduan masyarakat terkait keresahan masyarakat terhadap galian tanah tersebut.
Dia bahkan telah berupaya beberapa kali menyurati pihak perusahaan, namun tidak digubris.
“Aduan masyarakat sudah banyak, masuk via WA, langsung yang bilang ke saya juga ada, saya sudah upayakan untuk adakan mediasi dengan kirim surat terlebih dulu pada pihak perusahaan, namun belum ada balasan,” jelasnya.
Malah Wawan menjelaskan pada Pasundan Ekspres, jika dirinya merasa risih, akhir-akhir ini berbagai tuduhan ditujukan untuknya terkait adanya galian tanah tersebut. Dari mulai tuduhan melakukan pembiaran karena telah menerima uang, hingga sikap acuh, padahal sebenarnya dia mengaku telah berupaya mencari jalan tengah agar tercipta suasana nyaman, baik untuk masyarakat, maupun pengusaha.