KALIJATI-Salah satu kelompok Bambu Juara, Bambu Jawa Barat (Baju Baja) asal Kalijati Timur Kabupaten Subang. Kelompok Pak Warlim, merasa jika perkembangan kerajinan bambu yang dia kelolabersama anggota lainnya se Kalijati Timur memang berkembang pesat.
Terutama semenjak program pembinaan Baju Baja oleh Pemprov Jabar mulai digulirkan sejak Januari lalu.
“Iya kita memang ada 15 anggota, saya ketua, kalau di Subang, berarti kita hanya 2 kelompok yang dapat pembinaan dari Pemprov. Satu Desa Kalijati Timur dan Desa Ciasem, seharusnya tiga dengan Blanakan, tapi karena satu dan lain hal jadinya hanya 2 kelompok saja,” jelas Warlim pada Pasundan Ekspres.
Bahkan hingga sekarang, kelompok pengrajin bambu dari Desa Kalijati Timur itu mengaku kewalahan karena kebanjiran order. Namun sayang banyaknya orderan yang masuk tidak semua bisa Warlim penuhi, sebab keterbatasan waktu.
Baca Juga:Pemerintah Desa Jatimulya Fokus Kesehatan MasyarakatHarga Bawang Putih Melonjak Drastis
“Kalau pesenan banyak, bahkan gak semua bisa dilayani, sebab waktunya terbatas. Kalau bambu kan perlu waktu ngerjainnya, jangankan ngerjain, ngambilnya aja kita di kebun itu ada waktunya, maksimal bulan ke 5, gak bisa sembarangan, ketersediaan alat juga menjadi salah satu sebab pengerjaan menjadi lama,” tambah Warlim.
Hanya saja memang saat setelah digulirkan sejak Januari lalu, menurut Warlim, Baju Baja dinilai belum bisa maksimal memberikan dampak pada pendapatan materi bagi para pengrajin tersebut. Keberadaannya saat ini hanya sebatas fasilitator untuk mengikuti pameran-pemaran baik di Jawa Barat maupun luar Jawa Barat. (idr/dan)