SUBANG-Memasuki hari ke 2 puasa, masyarakat sudah memburu setiap pasar tradisional bahkan sejak waktu selesai shalat tarawih. Seperti di Pasar tradisional di area terminal Subang, yang harus kehabisan lahan parkir untuk menampung setiap kendaraan pengunjung untuk membeli ragam keperluan.
Daging ayam masih menjadi primadona buruan para ibu-ibu di pasar. Meski harganya melambung, tetap tidak mengurangi niatan ibu-ibu untuk membeli daging ayam. Banyak faktor pendorong, yang menyebabkan para ibu-ibu ini terpaksa harus rela tetap beli meski mahal harganya.
Seperti yang disampaikan Aneu Sundari misalnya. Dia terdorong membeli daging ayam, karena makanan favorit suami dan anaknya. Menurutnya, meski dalam satu kilogram harganya mencapai Rp 38.000, tidak menjadi penghalang bagi dirinya untuk tidak membeli daging favorit suami dan anaknya itu.
“Belanja bulan puasa itu harus pinter-pinter ngatur keuangan, kalau tidak wah bisa repot. Daging ayam ini satu kilo Rp 38.000. Biasanya yang kita beli secukupnya saja, gak mesti satu kilo, kalau saya gitu sih, terus cara masaknya disuwir, jadi banyak,” jelas Aneu Sundari.
Baca Juga:KH. Musyfiq Amurllah Lc MSi, Apresiasi Kinerja Penyelenggaraan Pemilu 2019Baliho Besar Ucapan Selamat Terpasang di Plered
Lain halnya dengan Aneu Sundari, Rohaeni membeli daging ayam justru untuk keperluan dagangannya. Pelaku usaha menengah seperti Rohaeni justru malah kebingungan. Pasalnya, jika membeli tidak sesaui dengan porsi, khawatir tidak akan cukup.
“Ya kalau saya untuk didagangkan lagi. Saya jual berbagai macam masakan. Kalau beli tidak sesuai porsi biasanya. Takutnya malah kurang, nanti mengecewakan konsumen. Mau sesuai porsi biasanya, harganya mahal, dinaikan harga jual, serba salah juga karena takutnya mengecewakan konsumen juga ujung-ujungnya,” jelasnya.
Meski begitu, Rohaeni menambahkan, untungnya beberapa konsumen bisa mengerti, terutama karena mungkin sekarang bulan Ramadhan juga. Biasanya harga-harga mengalami lonjakan, bukan cuma untuk dagiang ayam saja. Alasan mengenai kenapa harga dagiang ayam melambung tinggi juga tidak tuntas terjawab.
Pedangang daging ayam bernama Rudi, yang ditemui Pasundan Ekspres menjelaskan, kenaikan tersebut sudah merupakan siklus tahunan. “Emang setiap puasa harga daging mah selalu tinggi. Permintaannya juga yang besar, terus sampai lebaran biasanya harganya akan terus tinggi,” tukasnya.(idr/vry)