Upaya lain yang dapat dilakukan sehubungan dengan pencegahan yaitu intervensi yang diberikan pada remaja putri di tingkat SMA bekerjasama dengan dinas pendidikan. Pengintegrasian antara kegiatan ekstrakurikuler Palang Merah Remaja (PMR) dan UKS dengan petugas kesehatan Puskesmas setempat. Siswa yang memiliki minat direkrut untuk diberikan pelatihan oleh petugas Puskesmas terkait konseling kesehatan remaja dan keterampilan lain yang mendukung.
Siswa akan berperan menyebarkan informasi dan menjadi peer counseling (konseling sebaya) terkait masalah kesehatan reproduksi bagi teman-temanya, serta membantu memantau program pemberian tablet besi yang sedang dilaksanakan oleh pemerintah saat ini. Peran kedua, para kader akan dilibatkan dalam screening status gizi melalui pengukuran tinggi badan, berat badan, LILA, dll.
Setiap tahun ajaran baru, hal ini akan membantu memetakan permasalahan kesehatan remaja dan menjadi sumber data yang penting. Untuk meningkatkan daya tarik siswa terhadap kesehatan, perlu diadakan kegitan seperti cerdas cermat antar sekolah dengan topik kesehatan remaja. Melalui upaya ini diharapkan generasi muda sudah memiliki pemahan kesehatan sedini mungkin.
Baca Juga:Pemda Dianggap Anak Tirikan Guru MadrasahBaju Baja Belum Maksimal
Kegagalan pencegahan stunting merupakan ancaman bagi masa depan Indonesia, terutama bonus demografi yang digadang-gadang selama ini. Oleh karena itu dihimbau kepada semua pihak agar memiliki kepedulian dan kesadaran, bersama kita cegah stunting untuk generasi penerus yang berdaya saing. (*)