Oleh : Cucu Laelasari
Kepala sekolah SMPN Satu Atap 1 Kasomalang, penulis buku, kompasianer, gurusianer, editor Satu Guru Satu Buku (program Kemendikbud), fasilitator, anggota Komunitas Pegiat Literasi Jawa Barat (KPLJ), dan anggota WJLRC.
“Jadikan semua orang sebagai guru dan semua rumah menjadi sekolah” kurang lebih demikian yang dikatakan Ki Hajar Dewantara. Hal ini berkaitan dengan literasi baca tulis. Penulis kebetulan beberapa waktu lalu mengikuti kegiatan Bimtek fasilitator Literasi Baca Tulis Regionan Jawa yang diselenggarakan di Yogyakarta pada 29 April sampai dengan 3 Mei 2019. Kegiatan ini diikuti oleh 80 peserta dari berbagai provinsi di Jawa. Mulai dari Provinsi Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, jawa Tengah, DIY, dan Jawa Timur. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Pusat Pembinaan Bahasa dan sastra Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Sebelum kegiatan Bimtek fasilitator ini, Badan Bahasa mengadakan Bimtek Instruktur Literasi Nasinoal yang diadakan di Jakarta. Menyusul Bimtek fasilitator Literasi. Penulis bukanlah yang terbaik hingga terpilih mengikuti kegiatan bimtek ini. Namun, Badan Bahasa mengadakan seleksi terbuka sebelumnya bagi guru dan pegiat literasi di tiap-tiap provinsi, akhirnya dipilihlah 113 orang untuk peserta bimtek Instruktur Nasional dan 80 Fasilitator Regional.
Baca Juga:Jalan Beton Pantura Mulai Dilintasi, Jalur Lambat Belum RampungDesa Rancahilir Rencanakan Bangun Jalan dan Rutilahu
Persayaratan mengikuti seleksi cukup banyak. Selain data diri, peserta juga harus mengirimkan sejumlah persyaratan lain. Diantaranya SK dari komunitas pegiat literasi, piagam atau sertifikat bukti aktif mengikuti kegiatan literasi, foto diri ketika berkegiatan literasi, pengalaman berliterasi, karya berupa tulisan, artikel, dan buku yang sudah dipublikasikan tiga tahun terakhir, serta wajib menulis esai bertema “Pentingnya kecakapan Literasi Baca Tulis Abad ke-21”, serta beberapa persayaratan lainnya.
Peserta terpilih dibagi dua kelas. Satu kelas terdiri dari guru bahasa dan satu kelas untuk para pegiat literasi di masyarakat. Para pegiat merupakan pemilik atau pengelola Taman Bacaan Masyarakat (TBM). Masing-masing kelas sebanyak 40 orang dengan latar belakang dan usia yang berbeda-beda.
Berikut ini penulis sampaikan Pentingnya Kecakapan Literasi Baca Tulis Abad Ke-21
Bangsa yang maju adalah bangsa yang berhasil mengalahkan tantangan-tantangan yang dihadapi. Tantangan bisa datang dari berbagai pihak, baik dari dalam maupun dari luar. Baik berupa fisik maupun psikis. Bangsa yang maju mampu menata bangsa ini dalam mempersiapkan generasi penerus sebagai elemen penting penerus cita-cita bangsa. Penyiapan generasi muda atau sumber daya manusia sangat penting dan menjadi prioritas.