Waktu Shalat Barang Dagangan Ditinggal
Plered kota Kecamatan yang kadung sudah lekat dengan predikat kota Santri. Pasalnya, di kecamatan yang terletak di kaki gunung cupu ini tak kurang 80 lebih pondok pesantren tersebar di 16 desa di sana. Hal tersebut menyebabkan, Plered kerap dibidik sebagai kawasan potensial sebagai pasar busana muslim. Salah satunya yang paling laku dipasaran adalah aneka jenis produk kopiah.
LAPORAN: DAYAT ISKANDAR, Plered-Purwakarta
Ahmad, salah seorang pedagang kopiah di jalan warung kandang tak jauh dari Polsek Plered mengaku, bulan Ramadhan setiap tahun diakuinya sebagai bulan berkah bagi para pedagang busana muslim, termasuk pedagang kopiah di dalamnya.
“Ya, Maremalah, kalau jualan di bulan Ramadhan. Dibanding bulan lainnya, Ramadhan selalu ada peningkatan hingga tiga kali lipat,” terang Ahmad.
Bagi Ahmad, aneka jenis kopiah yang dijualnya,terdiri dari variasi harga dari yang relatif termurah Rp 10 ribu hingga yang relatif mahal Rp 150 ribu per pcs.
Baca Juga:Duo Rene Harapan Baru BobotohPengedar Miras Online Digerebek
“Pembelinya sih,kebanyakan warga Plered atau ada juga sih keluarga santri yang kebetulan datang di Plered untuk antar jemput putra putrinya yang mondok,” terang Ahmad.
Diakuinya, meski kopiah itu puluhan jenis dan rupanya, produksi barang jasi yang khusus kaum Adam ini tak diproduksi di Plered. Melainkan didatangkan dari kota Kabupaten lain di Jawa barat. “Kebanyakan didatangkan dari Tasikmalaya, Garut, dan ada juga dari Kota Bandung,” imbuh Ahmad.
Ada keunikan bagi para pedagang kopiah di Plered. Andai masuk saatnya waktu shalat, seluruh pedagang meninggalkan daganganya, sehingga dagangan yang dijajakan tergelar tanpa penjagaan si penjual. Ini persis tradisi yang ada di kota Makah atau Madinah.
Saat diselusuri lebih jauh, ternyata big bos pedagang kopiah tersebut merupakan keluarga dari Ponpes Sempur, sehingga tak heran syariat Islam dalam berniaga, benar benar diterapkan.
“Dari mulai ujung sana, nyampe ujung situ pemilik dagangan kopiah ini, cuma satu yakni Ustadz Apep, beliau dari Sempur,” terangnya.
Hanya saja, saat ini Ustadz Apep sedang belanja ke Tasik. Jadi dia gak ada di sini, semua yang jaga melayani pembeli adalah santri beliau. “Makanya, bapak ngambil kopiah disudut mana saja, dilapak jalan ini, bayarnya dan hargaanya sama saja,” pungkas Ahmad.