SUBANG-Dinas Koperasi UMKM Perindustrian dan Perdagangan (DKUPP) Kabupaten Subang melakukan sidak terhadap pedagang takjil musiman. Sidak dilakukan untuk mengantisipasi penggunaan pewarna tekstil terhadap makanan takjil yang banyak diburu masyarakat untuk santapan buka puasa di Bulan Ramadhan.
Kepala Bidang Perdagangan DKUPP Subang H. Nurudin mengatakan, di bulan puasa seperti ini pedagang musiman yang menjual takjil untuk berbuka puasa memenuhi berbagai jalur jalan di Subang. DKUPP Subang mengimbau masyarakat agar mencermati ketika membeli takjil. Jika ragu diharapkan jangan membeli karena berbahaya bagi kesehatan. “Masyarakat atau konsumen harus cermat dalam membeli takjil, dengan cara melihat dengan jelas. Jika takjil tersebut menggunakan pengawet berbahaya akan merugikan kesehatan bagi pembelinya,” katanya.
DKUPP juga mengimbau kepada para pedagang takjil, agar jangan menggunakan bahan pengawet dan pewarna yang berbahaya. Seperti bahan kimia untuk tekstil dan lainnya, karena akan sangat membahayakan bagi para pembeli. Disarankan untuk pewarna mengunakan bahan alami seperti daun pandan, gula merah atau lainnya, jangan mengunakan pengawet. “Kami sudah mengimbau mereka agar jangan menggunakan pewarna tekstil dan juga pengawet karena sangat berbahaya,” ujarnya.
Baca Juga:Berkah Bulan Ramadhan Bagi Pedagang Kopiah yang Dapat MaremaDuo Rene Harapan Baru Bobotoh
Sidak tersebut, Nururdin menjelaskan, rutin dilakukan per tahun pada bulan puasa. Hingga saat ini, dalam sidak yang dilakukan pihaknya tidak menemukan takjil yang menggunakan pewarna tekstil dan pengawet. “Jika menemukan takjil yang berbahaya, akan langsung disita takjilnya,” tegansya.
Kasi Bimbingan Usaha Sarana dan Perdagangan Luar Negeri DKUPP Subang Mayang Andhari memastikan tidak ada takjil yang mengandung bahan berbahaya, setelah dilakukan pengecekan dengan seksama. Pihaknya mengimbau kepada para pedagang agar menjual dagangannya dengan aman. Jangan ingin untung, namun memakai bahan pengawet yang berlebihan. “Tidak ada yang berbahaya dalam sidak barusan. Namun kita tetap mengimbau pedagang agar mendagangkan dagangannya dengan aman. Jangan karena pengen untung banyak memakai pengawet berlebihan,” jelasnya.
Sementara itu, salah satu pedagang musiman takjil Nuraeni (29) mengatakan, dirinya menjual takjil dikarenakan banyak peminatnya, apalagi pengendara yang melintas. Mengenai pewarna, dirinya memakai pewarna alami seperti gula merah dan santan. “Gak berani pakai pewarna lain, soalnya kan berbahaya mending pakai yang alami,” ungkapnya.(ygo/vry)