Ketiga anaknya inilah yang kemudian memegang peranan penting mengubah Jawa Bagian Barat menjadi daerah penyebaran Islam.
Ada beberapa versi berbeda mengenai riwayat perjalanan Nyai Subang Larang ini termasuk tempat-tempat yang pernah ia singgahi semasa hidupnya. Apakah lokasi di Nangerang ini benar-benar jejak hidup Subang Larang?, perlu penelusuran lebih lanjut untuk lebih memastikan tahun kejadian dan nama tempat yang menjadi latar belakang kehidupannya.
Terlepas dari perbedaan tersebut sebagai sosok historis, keberadaan Nyai Subang Larang sangat penting dalam perjalanan sejarah sosial, religi, dan politik di Tatar Sunda di kemudian hari. Kini Islam menjadi agama mayoritas di Jawa Barat dan Banten.
Menurut Budayawan sekaligus Pengasuh Padepokan Dangiang Dongdo, Modi Madiana mengatakan jika sumber-sumber yang dapat dijadikan acuan tentang asal usul nama Subang adalah dari ceritera rakyat (folklor) serta tulisan-tulisan sejarah atau ingatan kolektif masyarakat Subang. Ada beberapa versi tentang asal usul nama Subang, namun sampai saat ini belum ada yang bisa dijadikan sebagai data toponimi daerah Subang.
“Berdasarkan pada ceritera rakyat yang ada dan berkembang di tengah masyarakat, kata Subang berasal dari nama seorang wanita seperti tersebut dalam Babad Siliwangi, yakni Subanglarang atau Subangkarancang. Hal tersebut dikuatkan dengan adanya ceritera atau kisah yang terdapat dalam Babad Pajajaran,” ujar Modi Madiana.
Baca Juga:Dua Pelaku Spesialis Sarang Walet DitangkapPupuk Kujang Pastikan Stok Pupuk Aman Jelang Lebaran
Dia menambahkan jika dalam Babad Pajajaran mengisahkan bahwa di daerah Karawang terdapat sebuah pesantren yang diasuh oleh Syeh Datuk Quro, pada waktu itu salah satu santri perempuan yang belajar di pesantren tersebut bernama Subanglarang atau Subangkarancang, yang merupakan putri dari Ki Jamajan Jati.
“Subanglarang dipersunting oleh Raden Pamanahrasa yang bergelar Prabu Siliwangi sebagai raja Pajajaran, dari hasil perkawinan tersebut lahir 3 orang anak yang diberi nama Raden Walangsungsang, Ratu Rarasantang dan Kian Santang,” tambahnya.
Selain ceritera tadi, menurut Modi Madiana kata Subang juga berasal dari kata Subang yang merupakan nama daerah yang ada di Kuningan. Pada masa beroperasinya perusahaan yang mengelola perkebunan yakni P & T Land yang dipimpin oleh PW. Hofland, yang merupakan orang Belanda penguasa perkebunan karet, kopi, teh, tebu di daerah tersebut. Untuk mengelola perkebunan tersebut diperlukan tenaga kerja yang sangat banyak, maka didatangkan para pekerja dari berbagai daerah antara lain dari daerah Subang Kuningan.