SUBANG-Salah satu tempat wisata air panas di Kabupaten Subang, Ciater Spa dikabarkan tidak beroperasi karena diduga minim pendapatan. Padahal, Ciater Spa menjadi daya tarik bagi wisatawan lokal dan juga mancanegara.
Ciater Spa dikabarkan mengalami penurunan pengunjung, sehingga pendapatan tidak maksimal. Bahkan harus membayar karyawannya baik yang tetap maupun freelance sekitar 200 orang.
Sekretaris Disnakertrans Kabupaten Subang Nunung Suryani membenarkan Ciater Spa resmi hari ini tidak beroperasional. Pihaknya mengundang pihak serikat pekerja dan pihak Ciater Spa untuk mendiskusikan dan memediasinya. “Resmi hari ini tidak beroperasional, hal tersebut disampaikan pihak Ciater Spa nya,” ujarnya.
Baca Juga:Taman Kantor Desa Rawalele Dijadikan Tempat Main “Baru” Anak-AnakBawaslu: KPU Harus Perbaiki Data
Pertemuan mediasi, Nunung menjelaskan, departed atau memusyawarahkan langkah selanjutnya karena Ciater Spa memperkerjakan sekitar 200 orang pekerja. “Kami berupaya meminta Ciater Spa melaksanakan kewajibannya untuk memberikan upah para pekerjanya sekitar 200 orang,” jelasnya.
Mengenai tidak beroperasionalnya Ciater Spa, Nunung mengungkapkan, adanya beberapa faktor. Seperti minimnya pengunjung, pendapatan yang kurang maksimal dan mungkin juga persaingan tempat wisata termasuk sarana dan prasarna yang dimiliki Ciater Spa.
Namun hal tersebut masih menjadi pantauan pihaknya. “Beberapa aspek mungkin yang menyebabkan Ciaterspa tersebut mengalami kebangkrutan,” ungkapnya.
Pihaknya mengimbau kepada pihak Ciater Spa agar segera menunaikan kewajiban membayar upah pekerjanya. Mengingat sebentar lagi hari Lebaran dan para pekerja juga membutuhkan upah.
“Kita sudah berupaya memangil para pihak, termasuk BPJS Ketenagekarjaan agar para pihak bisa membayarkan upah pekerja yang disepakati,” tuturnya.
Ketua Kelompok Penggerak Pariwisata Subang (Kompepar) Alam Randjatan mengatakan, tidak bisa dipungkiri Ciater Spa sangat minim pengunjungnya.
Hal tersebut dimungkinkan karena tiket masuk yang mahal, akses jalan yang terlalu jauh dan juga kurang terawatnya Ciater Spa itu sendiri, sehingga menyebabkan pengunjung yang kurang berminat. “Bisa dilihat dari pintu masuknya saja seperti yang kurang terawat,” ujarnya.
Baca Juga:Santri Desa Gempol Gelar Aksi Solidaritas dan Doa Bersama untuk PalestinaOknum UPTD Pendidikan Kena OTT
Alam menyarankan Ciater Spa harus melakukan pergantian managemen. Alam menyayangkan sekali keberadaan Ciater Spa yang sudah terkenal ke berbagai wisatawan lokal dan mancanagera. “Harus ada pergantian management,” tandasnya.(ygo/vry)