KARAWANG– Alunan musik reggae melantun di tepi irigasi tarum utara Sungai Citarum. Sore itu, sambil menunggu buka puasa, puluhan warga yang didominasi muda-muda tengah menghayati setiap jarum yang mereka genggam untuk merajut sepintal benang.
Tepat di Kelurahan Nagasari, Karawang. Para warga tengah mengikuti pelatihan merajut yang digelar oleh Kedai Das Kopi. Para warga diajarkan dua tehnik crochet dan Knitting, crochet sendiri merupakan tehnik merajut dengan satu jarum rajut yang diberi nama Hakpen . Tehnik ini cocok untuk digunakan pada benang polycherry.
Sementara itu untuk tehnik Knitting aten, adalah tehnik merajut dengan menggunakan dua jarum yang disebut dengan jarum Breipen. Biasanya Knitting mengikuti digunakan untuk membuat syal atau sweater dengan menggunakan benang wol dan katun.
“Dalam merajut ini memang perlu kesabaran. Tetapi ini mengajarkan kita untuk tetap ulet untuk mencapai sesuatu tujuan yang sempurna,” ungkap Yuda Febrian salah satu koordinator, Minggu (12/5).
Baca Juga:Utang Pemerintah Capai Miliaran RupiahSafari Ramadhan Muspika Pusakanagara, Sarana Informasi Pembangunan
Ia mengatakan dalam kegiatan ini diikuti oleh komunitas, mahasiswa dan ibu rumah tangga. Kegiatan ini dilakukan untuk menambah kemampuan generasi muda.
Yuda menjelaskan dalam tehnik merajut ini sebenarnya bisa menjadi industri kreatif yang bisa dikembangkan oleh setiap orang. “Ini upaya memerdekan manusia dari industri. Dengan membuat sebuah kerajinan,” katanya.
Hasil buah tangan ini, kemudian rencananya adakan ditampilkan dalam sebuah bazar seni bertemakan Das Market yang akan digelar pada tanggal 19-25 Mei 2019.
“Jadi target kita pertama adalah merajut untuk membuat sarung korek api dan handphone. Kemudian kita tampilkan pada bazar seni. Bazar seni ini akan diisi oleh produk lokal Karawang,” katanya.
Selain pelatihan merajut, rencananya Das Kopi akan juga menggelar pelatihan bordir sashiko. Teknik bordir dengan gaya Jepang pada tanggal 15 Mei 2019. (aef/ded)