Selain itu, pola asuh yang juga sering ditemui di tengah-tengah keluarga ialah permisif. Bunda Romi menyimpulkannya dengan istilah “indulgent” di mana orangtua akan terlibat dalam kehidupan anak akan tetapi tidak sesuai dengan perannya. Alhasil orangtua cenderung lunak, tidak mengarahkan, tidak tegas, tidak memilik wibawa, dan tidak menuntun anak ke arah yang benar sehingga yang terjadi ialah anaknya akan cenderung bersikap seolah-olah seorang bos. Anak yang “ngebossy” ini tidak asing mungkin dalam kehidupan yang serba canggih ini. Misalkan saja, seorang anak yang berlagak bos memperlakukan seorang IRT dengan semena-mena. Anak tersebut identik dengan menyuruh dan memaksa. Sangat disayangkan apabila nanti anak keluar dari rumah dan bersosialisasi, bagaimana akhlaknya tidak mencerminkan sesuatu yang benar.
Jangan menyalahkan keadaan jika suatu hari nanti, seorang anak yang terlahir di tengah keluarga kita tidak menjadi seperti yang diharapkan. Jangan pula kita sebagai orangtua sibuk menyalahkan diri atau orang di sekeliling kita. Ingatlah bahwa setiap pola asuh yang kita pilih tetap ada konsekuensinya. Apabila kita sebagai orangtua lebih memilih pola asuh yang ototiter atau “authoritarian” maka jangan menyesal kalau kelak anak kita akan menjadi pribadi yang minder, penakut, atau bahkan keras. Sikap ini menunjukkan kalau orangtua sangat mengontrol perilaku anak, namun tak menunjukkan kedekatan yang seharusnya. Orangtua tidak mengayomi dan tidak bisa menjadi sahabat bagi anak-anaknya.
Meskipun begitu, setiap orangtua pastilah berjuang keras bahkan sangat keras untuk kehidupan anak-anaknya yang lebih baik. Setiap orangtua tidak menginginkan anaknya mengalami segala penderitaan dan akar pahit akibat pola asuh yang salah dari orangtua mereka. Tapi sangat disayangkan sekali, terkadang saat orangtua fokus terhadap masa lalu mereka tanpa disadari akhirnya mereka tidak menerapkan pola asuh yang sesuai kebutuhan anaknya. Selain pola asuh di atas, banyak orangtua memilih pola asuh yang demokratis atau “authoritative”. Pola di mana orangtua membuat aturan, bersikap tegas, memberikan dukungan, menjadi sahabat bagi anak-anaknya, dan peduli terhadap kebutuhan anak baik secara jasmani dan rohani.