Oleh : Fuad Rifky Abdulazis, SPdI
Staf Pengajar di Kabupaten Subang
Satu kata untuk setiap bahasa yang dipahami adalah anugrah yang tak ternilai, ketika semua berujung pada penguatan sikap. Niat kita beribadah takan pernah usai di alam pemikiran yang sampai kapan pun takan berakhir.
DARI Abu Hurairah: ‘Ada tujuh manusia yang akan dinaungi (Arsy)-Nya pada hari yang tidak ada naungan (sama sekali) kecuali naungan-Nya (diantaranya) seorang hamba yang hatinya selalu terkait dengan masjid. Maksud dari pernyataan hadits tersebut yaitu orang-orang yang termasuk ahli masjid.
Ahli adalah sebuah homonim karena arti-artinya memiliki ejaan dan pelafalan yang sama tetapi maksudnya berbeda. Arti ahli dari kelas adjektiva (kata sifat) berarti mahir benar, ahli juga berarti sangat mendalam dalam suatu ilmu. Kelas adjektiva berikutnya arti ahli adalah sangat ‘tekun’ dan ‘gemar’ melaksanakan kewajiban (Wikipedia). Dari kata sifat tadi yang terakhirlah yang disebut ahli masjid.
Baca Juga:Kades Gunung Sembung Tingkatkan Disiplin dan PelayananPetani Warung Jeruk Terancam Kekeringan
Menunjuk bahwa seorang ahli adalah mendalamnya hati untuk bertaut sehingga dia tidak bisa berpaling yang akhirnya ikut memakmurkan masjid dan tidak lain ini hanya untuk mencari ridho Allah swt. Dalam surat at-Taubah ayat 18 yang memakmurkan masjid hanyalah orang-orang yang beriman dan merekalah yang mendapat petunjuk dari Allah swt…jika seseorang menjadi ahli masjid maka itu bukti benarnya iman dalam hati seorang hamba (Abdullah Taslim,Lc Ma di https://muslim.or.id)
Tentang kedudukan masjid menurut QS al-Jinn ayat 18 masjid bukan kepunyaan siapapun, masjid hanya kepunyaan Allah swt. Mungkin kita hanya sebatas membangun, menjaga dan memeliharanya.
Di sekolah yang lumayan besar selalu ada masjid, itu bermula dari kebutuhan siswa-siswa dan guru yang akan beribadah sholat terutama duhur dan ashar, yang menjadi pertanyaannya adalah bangun masjid dulu atau bangun sekolah dulu, mungkin yang benar adalah yang kedua karena kebutuhan untuk ibadah terutama sholat jum’at bagi yang laki-laki. Tetapi maksud saya ada juga yang terbalik.
Lalu apakah yang disebut manajemen masjid? Perlukah seorang manajer untuk masjid dan di dalamnya ada peran ‘cerdas’ masjid sebagai pusat segala kegiatan. Pegawai adalah orang pribadi yang bekerja pada pemberi kerja berdasarkan perjanjian atau kesepakatan dengan memperoleh imbalan yang dibayarkan (Wikipedia).