SUBANG-Perkumpulan Honorer Kategori 2 Indonesia (PHK2I) menolak penempatan impor guru. Hal tersebut menanggapi rencana pemerintah akan mengimpor guru asing yang didukung oleh pengurus PGRI Pusat.
Impor guru tersebut menurut PHK2I, dengan dalih meningkatkan kualitas tenaga pendidik, justru akan menambah kerisauan dan beban psikologis honorer yang telah lama mengabdi kepada bangsa dan negara ini.
“Dengan melaksanakan impor guru berarti akan ada beban APBN yang dikeluarkan termasuk untuk memfasilitasi guru asing tersebut,” ungkap Ketua Uum PHK2I Kabupaten Subang, Rudhi SPd I kepada Pasundan Ekspres.
Baca Juga:Badan Penanggulangan Bencana Daerah Mulai Petakan Potensi BencanaForum Osis Jabar Gelar Ramadhan Berbagi
Dia mengatakan, sikap dan keputusan dukungan PGRI Pusat mengakibatkan imbasnya kondisi guru di daerah. Dia menilai, saat ini seolah tidak mempertimbangkan keinginan dan perjuangan honorer, mulai dari dukungan PPPK melalui APBD dan sekarang dukungan impor guru yang berdampak tidak sesuai harapan.
Pihaknya berharap, PGRI di tingkat daerah memberikan masukan kepada pengurus pusat dalam pengambilan kebijakan.
“Mudah-mudahan hal tersebut dapat menjadi perhatian pengurus PGRI tingkat daerah untuk memberikan masukan dan pandangan kepada pengurus pusat agar dalam mengambil keputusan tidak bersifat sepihak,” jelasnya.
PHK2I ini berharap kepada pemerintah untuk fokus memperhatikan guru-guru honorer. Mereka telah nyata berbakti untuk bangsa.
“Kemiskinan guru-guru di depan mata (di negerinya sendiri) yang telah berbakti melahirkan anak-anak bangsa tidak kelihatan, namun kepintaran guru asing yang jauh di sana bisa terlihat,” pungkasnya.(ysp/dan)