Persiapan mudik lebaran menjadi agenda prioritas dalam Raker dan RDP Komisi V DPR RI hari ini (21/05). Agenda ini dihadiri oleh Menteri Perhubungan, Menteri PUPR, Kepala BMKG, Kepala Basarnas, Kakorlantas Polri, dan Mitra terkait.
Anggota komisi V, Nurhasan Zaidi, menegaskan bahwa pelayanan kepada masyarakat saat lebaran harus menjadi prioritas. “Kedepankan aspek keselamatan, keamanan dan kualitas pelayanan transportasi dan infrastruktur. Permasalahan-permasalahan yang terjadi pada musim mudik lebaran tahun sebelumnya, jangan terulang lagi,” jelasnya.
Euforia masyarakat menyambut mudik dengan menggunakan Jalan Tol baru hingga Jawa Tengah dan Jawa Timur, jumlahnya diprediksi akan melonjak. Terobosan oneway system di jalan tol dan rekayasa lalu lintas jalan non tol terutama di Pantura harus detail diantisipasi potensi masalahnya. “Misalkan, terbatasnya rest area yang menyebabkan kemacetan disekitar rest area yg cukup pelik, untuk itu kita desak pemerintah untuk antisipasinya termasuk mekanisme penggunaan rest area sisi kanan atau berlawanan saat oneway diberlakukan, dan penyediaan rest area tipe C atau parking bay/WC Darurat dengan jarak minimal tiap 10 KM,” ujar politisi PKS ini.
Baca Juga:THR Diberikan H-7 Lebaran, Ketegasan Disnakertrans Diuji PengawasannyaBangkit untuk Bersatu Wujudkan Subang Jawara
Angkutan Sungai dan Penyebrangan (ASDP) pun tak luput dari perhatian Nurhasan. “Tahun lalu, 2 kejadian menjelang Idul Fitri menjadi perform yg buruk bagi agenda mudik lebaran di sektor laut dan penyebrangan, pastikan ia tidak ada lagi tahun ini!” Tegas Nurhasan.
Pengawasan terhadap kapal-kapal tradisional selama periode mudik tahun ini dinilai masih lemah. Hal itu tercermin dari sejumlah kasus kecelakaan kapal yang terjadi dalam satu pekan terakhir di masa lebaran. Tegas kita katakan bahwa pemerintah harus antisipasi dan memastikan kelayakan kapal yg akan beroperasi.
Nurhasan menyatakan, “Tahun lalu KM Arista tenggelam saat berlayar menuju Pulau Barang Lompo dari Pelabuhan Paotere, Makassar. Basarnas melansir, sebanyak 73 orang menjadi korban dan 16 orang di antaranya dinyatakan tewas. Di Danau Toba, KM Sinar Bangun tenggelam pada 18 Juni 2018, Puluhan orang tewas. Pencarian korban kian sulit karena KM Sinar Bangun tidak memuat manifes penumpang.”